Surabaya (ANTARA) - Perusahaan Daerah Rumah Potong Hewan Kota Surabaya (RPH Surya) meningkatkan pengawasan sapi yang masuk ke lingkungan setempat usai ditemukannya penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak di empat daerah di Jawa Timur.

“Kami memeriksa Surat Keterangan Sehat Hewan (SKKH) asli dari daerah asal hewan untuk memastikan sapi bukan dari kabupaten asal ditemukannya PKM,” ujar Direktur Utama Perusahaan Daerah RPH Surya Fajar A. Isnugroho kepada wartawan di Surabaya, Senin.

PMK merupakan penyakit hewan akut yang menyerang ternak seperti sapi, kerbau, kambing, domba, kuda dan babi dengan tingkat penularan 90 persen sampai 100 persen.

Berdasarkan data Pemprov melalui Ditjen PKH Kementan, tanda klinis penyakit PMK pada hewan ternak meliputi demam tinggi (39-41 derajat celcius), keluar lendir berlebihan dari mulut dan berbusa, luka-luka seperti sariawan pada rongga mulut dan lidah, tidak mau makan, dan kaki pincang.

Kemudian, luka pada kaki dan diakhiri lepasnya kuku, sulit berdiri, gemetar, nafas cepat, produksi susu turun drastis hingga menjadi kurus.

Di Jatim telah ditemukan di empat kabupaten, yakni Sidoarjo, Mojokerto, Lamongan serta Gresik yang menyerang sebanyak 1.247 ekor sapi.

Pihaknya juga melakukan penyemprotan disinfektan kepada semua ternak dan kendaraan pengangkut hewan yang masuk ke lokasi RPH sebagai upaya meningkatkan "bio safety" dan "bio security"

”Kami berusaha jangan sampai ada sapi yang akan dipotong di RPH terjangkit virus penyakit menular PMK,” ucapnya.

Ia menjelaskan, uji sampel PMK telah dilakukan Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) pada 27-28 Januari 2022 di RPH Pegirian Kota Surabaya dengan mengambil 61 sampel serum, yang terdiri dari 11 sampel serum sapi dan 50 sampel serum babi.

“Hasilnya negatif untuk seluruh sampel,” demikian  Fajar A. Isnugroho yang mantan komisioner KPI Pusat tersebut.

Baca juga: Ada wabah PMK, empat pasar hewan kabupaten di Jatim ditutup sementara

Baca juga: Sejumlah sapi di Lumajang dilaporkan terpapar wabah PMK

Baca juga: Menkes: Penyakit mulut dan kuku sangat jarang menular ke manusia

Baca juga: Gubernur Jatim: Segera lapor jika temui ternak terindikasi PMK


Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Andi Jauhary
COPYRIGHT © ANTARA 2022