Jakarta (ANTARA News) - Komisi I DPR yang membidangi masalah hubungan luar negeri dan pertahanan menyampaikan petisi berkaitan dengan rencana kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Myanmar pada 1-2 Maret 2006, yang isinya desakan agar Presiden dalam kunjungan itu juga mengagendakan pertemuan dengan Sekjen Liga Demokrasi Nasional, Aung San Suu Kyii. "Pada prinsipnya kami tidak akan menghalangi Presiden untuk berkunjung ke Myanmar, namun hanya berharap melalui petisi ini agar Presiden bertemu dengan Aung San Suu Kyii," kata anggota Komisi I DPR, Djoko Susilo, kepada pers, di Gedung DPR/MPR Jakarta, Jumat. Petisi ditandatangani 54 anggota Komisi I DPR yang tergabung dalam Kaukus Parlemen Indonesia untuk demokrasi di Myanmar. Petisi itu telah disampaikan kepada Presiden untuk dipertimbangkan menjadi agenda kunjungan ke negara itu. Djoko menyatakan pihaknya agak kecewa karena sampai hari ini Presiden belum mengagendakan pertemuan dengan Aung San Suu Kyii. "Kami agak menyayangkan belum ada agenda pertemuan itu, namun kami bisa memahami dan sulit mewujudkan harapan itu karena bagaimana pun agenda kunjungan itu juga ditentukan oleh penguasa Myanmar," katanya. Jika harapan pertemuan itu terwujud, kata Djoko, akan merupakan tonggak sejarah baru bagi Indonesia. Pertemuan Presiden dengan Aung san Suu Kyii diharapkan bisa mendorong demokratisasi di Myanmar. "Kami punya harapan agar peran Indonesia lebih baik lagi di kawasan ini untuk menciptakan proses demokratisasi. Kalau mungkin kita mengulang sukses di ketika Indonesia berperan mendamaikan faksi-faksi di Kamboja hingga tercapai perdamaian sampai saat ini," katanya. "Kita punya nama harum di Kamboja. Jika mungkin kita ulang lagi kesuksesan itu di Myanmar," kata Djoko, yang berharap pula petisi parlemen Indonesia disampaikan kepada junta militer Myanmar dan pihak yang memiliki akses ke Aung San Suu Kyii. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan melakukan kunjungan kenegaraan ke Myanmar pada 1-2 Maret 2005. Kunjungan lanjutan ke ASEAN Juru Bicara Kepresidenan, Dino Patti Djalal, di Kantor Kepresidenan Jakarta, Kamis, mengatakan kunjungan tersebut merupakan kelanjutan dari rangkaian kunjungan presiden ke Brunei dan Kamboja yang dimulai 27 Februari mendatang. "Dengan kunjungan ke Myanmar ini, maka Presiden telah melengkapi kunjungan ke seluruh negara di Asia Tenggara," katanya. Kunjungan presiden ini, lanjutnya, bertujuan untuk meningkatkan hubungan bilateral di antara kedua negara serta meningkatkan kerjasama di dalam kerangka ASEAN. Mengenai kemungkinan pembicaraan mengenai pembebasan pejuang demokrasi Myanmar Aung San Suu Kyii, Dino mengatakan yang akan dibicarakan dalam pertemuan kedua kepala negara itu adalah masalah diplomatik, politik dan ekonomi, perdagangan dan investasi. "Tetapi tidak menutup kemungkinan untuk membahas dukungan Indonesia terhadap proses demokrasi di Myanmar," katanya. Di Yangon, ibukota Myanmar, Presiden Yudhoyono akan menghadiri pertemuan dengan Kepala Negara Myanmar, Jenderal Senior Than Shwe, pertemuan bilateral, penantanganan MoU pembentukan komisi bersama RI-Myanmar dan jamuan santap malam kenegaraan. Presiden Yudhoyono juga dijadwalkan melakukan pertemuan dengan masyarakat Indonesia di Myanmar. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006