PBB (ANTARA News) - Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Kamis memangkas perkiraan untuk pertumbuhan dunia menjadi 2,6 persen pada 2012 dan memperingatkan krisis utang zona euro lebih lanjut dapat melemahkan kinerja global.

"Perekonomian dunia tertatih-tatih di ambang penurunan besar lainnya," PBB mengatakan dalam sebuah peringatan yang datang karena Dana Moneter Internasional mengatakan pihaknya juga akan menurunkan prediksi pertumbuhan global, lapor AFP.

Setelah naik 4,0 persen pada 2010, PBB memperkirakan 2,6 persen pertumbuhan dunia pada 2012 dan 3,2 persen pada 2013. Ekonom PBB sebelumnya mengatakan pertumbuhan akan menjadi 3,6 persen tahun depan.

"Namun, perkiraan ini dikondisikan pada penahanan krisis utang zona euro dan penghentian lebih lanjut tindakan ke arah penghematan fiskal ketat di negara-negara maju," kata laporan "World Economic Situation and Prospect" (Situasi dan Ekonomi Prospek Dunia) PBB.

Dikatakan 2012 akan menjadi "tahun berhasil atau gagal sama sekali" dengan dunia melanjutkan pemulihan ekonomi yang lambat atau jatuh kembali ke resesi.

Negara-negara berkembang, dipimpin oleh China, Brazil dan India, diperkirakan terus menarik perekonomian dunia maju dengan pertumbuhan rata-rata 5,4 persen pada 2012 dan 5,8 persen pada 2013. Tetapi, sekalipun ini turun dari 7,1 persen pada 2010.

"Dari kuartal kedua tahun 2011, pertumbuhan ekonomi di sebagian besar negara berkembang dan ekonomi dalam transisi mulai melambat," kata laporan yang menyerang pemerintah-pemerintah di Eropa dan Amerika Utara.

PBB merevisi turun prediksi 2012 untuk setiap negara besar dan kawasan: sekarang memperkirakan 1,3 persen pertumbuhan di Amerika Serikat, turun 0,7 persen dari perkiraan terakhirnya, 1,5 persen untuk Jepang (turun 1,3 persen), 0,5 persen untuk 27 negara Uni Eropa (turun 0,8 persen), 8,7 persen untuk China (turun 0,2 persen), 7,7 persen untuk India (turun 0,5 persen) dan 3,7 persen untuk Afrika Selatan (turun 1,1 persen).

Di Amerika Latin, pertumbuhan Brazil pada 2012 ditempatkan hanya di 2,7 persen, turun 2,6 persen dari perkiraan sebelumnya.

"Kegagalan pembuat kebijakan, terutama di Eropa dan Amerika Serikat, untuk mengatasi krisis pekerjaan dan mencegah tekanan utang dan kerapuhan sektor keuangan dari peningkatan, menimbulkan risiko yang paling akut bagi perekonomian global," kata perkiraan tersebut.

"Karena bertindak tidak kolektif, situasi ini cenderung akan memburuk lebih lanjut," Jomo Kwame Sundaram, asisten sekretaris jenderal PBB untuk pembangunan ekonomi, mengatakan dalam konferensi pers untuk memperkenalkan laporan tersebut.

"Sayangnya kemungkinan skenario pesimis semakin mungkin," tambahnya.

Krisis utang negara di Eropa adalah "sebab dan damapk" dari perlambatan global yang sementara Amerika Serikat juga menderita dari pengangguran dan "kepercayaan konsumen dan bisnis terguncang," kata laporan itu.

Karena ekonomi Eropa dan AS begitu dekat "masalah mereka dengan mudah bisa mengumpan satu sama lain dan menyebar ke resesi global lain," kata PBB.

IMF mengatakan ekonomi memburuk dan gejolak pasar keuangan Eropa berarti pihaknya mungkin untuk merevisi turun prediksi yang dibuat dalam laporan World Economic Outlook yang dikeluarkan pada Oktober.

"Kami kemungkinan akan merevisi turun prediksi kami," juru bicara IMF Gerry Rice mengatakan pada jumpa pers, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

"Pemulihan global masih tidak seimbang dan bergelombang. Sejak itu WEO telah menandai perlambatan dalam kegiatan ekonomi, terutama saat kita semua tahu, di Eropa. Gejolak di pasar keuangan juga berkontribusi terhadap ketidakpastian lebih tentang perkiraan ekonomi."

Pembaruan akan dilakukan pada Januari, Rice menambahkan. (A026)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2011