Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah RI tengah menjajaki pembelian satu pesawat intai tanpa awak (unmanned vehicle) dari sejumlah negara, guna mendukung kegiatan intai Tentara Nasional Indonesia (TNI) bagi pengamanan wilayah kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). "Kita masih jajaki dengan perusahaan sejumlah negara seperti Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Eropa Timur," kata Sekjen Departemen Pertahanan (Dephan) Letnan Jenderal Sjafrie Sjamsoeddin di Jakarta, Jumat. Ia mengatakan, pembelian pesawat intai itu tetap disesuaikan dengan ketersediaan anggaran pemerintah. Saat ini TNI Angkatan Udara baru memiliki satu pesawat intai jenis Boeing 737 dari Skadron Udara 5 Hasanuddin, yang beroperasi melakukan pengintaian di seluruh wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke dengan berintegrasi dengan TNI Angkatan Laut untuk pengamanan wilayah laut dan Angkatan Darat untuk pengamanan wilayah darat. Penjajakan pembelian pesawat intai itu dilakukan dalam kegiatan Pameran Dirgantara dan Pertahanan Asia (Asian Aerospace and Defence 2006, di Singapura 21-26 Februari. Pada kegiatan tahun ini, AA 2006 memfokuskan diri pada kemampuan teknologi, pelatihan dan simulasi tanpa awak (unmanned technologies, training and simulation capabilities). Menyusul sukses kegiatan serupa pada 2004, yang disertai dengan demo udara pesawat tanpa awak (Unmanned Aerial Vehicle/UAV), pada 2006 ditampilkan teknologi UAV yang dapat diaplikasikan bagi kepentingan militer darat, laut dan udara serta sipil. "Semua masih kita jajaki, mana yang teknologinya sesuai dengan kebutuhan pertahanan kita dan harganya terjangkau," ujar Sjafrie.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006