Klaten (ANTARA News) - Hujan disertai puting beliung yang melanda empat desa di Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Jumat sore menewaskan seorang nenek yang tertimpa rumahnya yang roboh.

Kepala Kepolisian Sektor Cawas AKP Frans Minarso di Klaten mengatakan, dari hasil identifikasi, korban meninggal bernama Ny Semi (75), warga Dusun Jitengan RT 08 RW 03 Desa Pogung, Kecamatan Cawas.

"Dari hasil identifikasi sementara, korban meninggal akibat tertimpa kayu `blandar` rumahnya yang roboh akibat terjangan angin puting beliung. Hanya rumah miliknya saja yang roboh, rumah warga lain di kanan kirinya tetap utuh," katanya.

Dikatakan, korban tak sempat lari menyelamatkan diri saat angin kencang merobohkan rumahnya, sehingga tertimpa bangunan rumah yang terbuat dari bambu dan sudah tua.

"Dari keterangan yang kami dapat, korban tinggal seorang diri di rumah tersebut," tambahnya.

Berdasar keterangan yang berhasil dihimpun wartawan, peristiwa puting beliung diawali hujan yang turun sekitar pukul 16.00 WIB di sejumlah wilayah di Kecamatan Cawas.

Beberapa saat kemudian angin kencang melanda empat desa di wilayah tersebut, yakni Desa Pakisan, Desa Pogung, Desa Tirtonarto, dan Desa Bogor.

"Saat hujan turun, langit terlihat sangat gelap. Tiba-tiba ada angin menggulung di atas dengan suara keras seperti bunyi mesin helikopter yang dihidupkan. Tak lama setelah itu pohon-pohon ambruk dan genteng rumah beterbangan," ungkap Joko Samiyono, salah satu warga di Desa Pakisan.

Saat peristiwa tersebut terjadi, kata dia, warga ketakutan dan banyak yang berlarian keluar rumah.

Berdasar data sementara yang didapat pihak Polsek Cawas, angin kencang merobohkan sejumlah pohon di ruas jalan yang menghubungkan Klaten dengan Kabupaten Sukoharjo, dan Gunung Kidul, Yogyakarta sehingga sempat mengganggu arus lalu lintas menuju wilayah-wilayah tersebut.

Hingga Jumat malam petugas dari Pemerintah Kabupaten Klaten dan kepolisian setempat masih terus melakukan peninjauan dan pendataan terkait kerusakan yang ditimbulkan akibat peristiwa tersebut.

(ANTARA)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2011