Jakarta (ANTARA) - Meski dengan meningkatnya ketidakpastian di dalam dan luar negeri, ekonomi China terus mengalami kemajuan dengan momentum yang solid, kata seorang pejabat setempat kepada Xinhua dalam sebuah wawancara.

"Kendati beberapa indikator melaporkan kontraksi jangka pendek terutama karena COVID-19, fundamental yang menopang perkembangan ekonomi yang stabil dan momentum yang solid tetap tidak berubah," kata Wakil Kepala Biro Statistik Nasional (National Bureau of Statistics/NBS) China Sheng Laiyun.

Secara khusus, kecenderungan umum China menuju peningkatan ekonomi dan pembangunan berkualitas tidak berubah, lanjutnya.

Perekonomian China mencatatkan awal yang stabil pada kuartal pertama tahun ini, dengan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 4,8 persen secara tahunan (yoy),melesatdari peningkatan 4 persen pada kuartal keempat tahun lalu.

Namun, permintaan yang menyusut, guncangan penawaran, dan melemahnya ekspektasi telah membebani perekonomian sejak Maret. Menurut Sheng, memanfaatkan sejumlah kebijakan makro multicabang menjadi kunci untuk mengurangi dampak COVID-19 ke tingkat seminimal mungkin dan memastikan ekonomi beroperasi dalam kisaran yang wajar.

China bertekad untuk dengan teguh mematuhi kebijakan nol-COVID dinamis mereka guna mengonsolidasikan hasil upaya pencegahan dan pengendalian yang dicapai melalui kerja keras, ungkap Sheng.

Sheng juga menekankan peningkatan kebijakan pro-pertumbuhan dan memanfaatkan investasi yang efektif dengan maksimal. "Sejarah menunjukkan bahwa meningkatkan investasi infrastruktur merupakan cara paling efektif dan tercepat untuk keluar dari kesulitan ekonomi jangka pendek," katanya.

Jumlah infrastruktur per kapita China hanya 20 persen hingga 30 persen dibandingkan dengan negara-negara maju, dan panjang operasi jalur kereta per kapitanya kurang dari 30 persen dibandingkan angka Amerika Serikat, menunjukkan potensi besar untuk investasi infrastruktur, lanjutnya.

Sheng juga menyebutkan sejumlah langkah termasuk pemangkasan pajak dan biaya, penangguhan pembayaran kontribusi jaminan sosial, serta penerbitan pinjaman inklusif untuk menopang entitas pasar.

Menyinggung meningkatnya tekanan di bursa kerja akibat COVID, Sheng menyoroti pentingnya penerapan kebijakan pro-ketenagakerjaan secara penuh dan menyeluruh.

"Dengan kebijakan untuk mengoordinasikan pengendalian pandemi dengan pembangunan ekonomi dan sosial yang mulai berlaku, dampak COVID-19 diperkirakan akan mereda secara bertahap," seraya Sheng, seraya mengutip sinyal-sinyal positif yang telah terlihat dalam data konsumsi dan pembangkit listrik.

Berbagai upaya juga harus dilakukan untuk memastikan pasokan dan harga yang stabil, imbuhnya. 
 

Pewarta: Xinhua
Editor: Satyagraha
COPYRIGHT © ANTARA 2022