Jakarta (ANTARA) - Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair Al-Shun menekankan pentingnya langkah nyata untuk menekan Israel agar mematuhi resolusi internasional.

"Kecaman yang diarahkan kepada Israel tidak cukup, harus ada pergerakan yang nyata sehingga Israel tunduk kepada resolusi internasional," ujar Zuhair Al-Shun di Jakarta, Jumat.

Pernyataan itu disampaikan Zuhair pada Konferensi Pers dalam rangka Peringatan Hari Nakbah Palestina yang diperingati setiap 15 Mei. Hari Nakbah merupakan peringatan tahunan pengusiran bangsa Palestina untuk mendirikan negara Israel pada 1948.

Zuhair mengatakan rakyat Palestina berharap kepada resolusi internasional sebagai upaya memberikan hak-hak rakyat Palestina sehingga tercipta perdamaian di Palestina.

Pada April, Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mensahkan tiga resolusi yang mendukung Palestina. Resolusi tersebut antara lain mengenai tentang hak rakyat Palestina untuk menentukan nasib sendiri, hak rakyat Palestina untuk hidup dalam kebebasan, keadilan, dan martabat serta hak atas Negara Palestina yang merdeka.

"Di dalam keadaan yang terus dihadapi oleh rakyat Palestina dalam kekejaman dan kekerasan yang dilakukan Israel, perlu adanya inisiatif yang harus dilakukan dengan cara mengucilkan Israel sepenuhnya," kata Zuhair.

Rakyat Palestina, lanjut dia, meyakini bahwa wilayah Palestina yang terdiri dari daratan, sungai hingga laut merupakan milik Palestina sepenuhnya.

"Tidak ada sejengkalpun yang dimiliki Israel. Tapi apa yang dilakukan oleh negara lain melalui konfrontasi membuat jutaan rakyat Palestina terpaksa mengungsi ke negara- negara lain seperti Suriah, Yordania maupun Lebanon," kata dia.

Ia menegaskan rakyat Palestina masih memiliki harapan untuk kembali ke tanah yang menjadi hak mereka.

"Kehancuran, pendudukan terus terjadi. Zionisasi Masjid Al-Aqsa juga terus dilakukan. Pohon Zaitun milik rakyat Palestina juga menjadi target dari zionis israel," kata dia.

Ketika berbicara pada level politik, lanjut Zuhair, Israel tidak ingin menciptakan dan mencari perdamaian karena apa yang negara Yahudi itu jalankan adalah terus menerus menciptakan kehancuran dan ketidakstabilan di wilayah Palestina.

"Kami dan pemimpin kami ingin menciptakan perdamaian. Kami jelas menginginkan resolusi internasional untuk menciptakan perdamaian. Sebelumnya telah ditetapkan inisiatif perdamaian Arab dimana Israel menolak terang terangan inisiatif itu," kata dia.

Ia mengatakan negara-negara lain yang memiliki kekuatan dan pengaruh besar tidak melakukan apapun kepada rakyat Palestina yang terus menerima kekejaman Israel.

"Perdamaian yang kami inginkan bukan perdamaian yang dinyatakan oleh Benyamin Netanyahu dan pemimpin Israel sebelumnya. Perdamaian yang kami mau itu memberikan hak-hak rakyat Palestina," kata dia.

Baca juga: Dubes Palestina: pembunuhan wartawati Shireen Abu Akleh perbuatan keji
Baca juga: Pelapor PBB: Pembunuhan jurnalis Palestina potensi kejahatan perang
Baca juga: MUI: Penyelesaian Palestina-Israel butuh langkah konkret

Pewarta: Azis Kurmala
Editor: Atman Ahdiat
COPYRIGHT © ANTARA 2022