Bali (ANTARA) - Negara di regional ASEAN berinisiatif mendorong konvergensi teknologi digital untuk paspor vaksinasi berlaku secara global, kata Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin.

"Kita akan mengeluarkan pernyataan bersama (join statemen) mengenai adopsi negara ASEAN terhadap standar protokol kesehatan. Ini sama dengan apa yang akan kita capai di G20," kata Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers di Nusa Dua, Bali, Sabtu sore.

Konvergensi teknologi digital untuk paspor vaksinasi menjadi salah satu agenda pembahasan dalam forum Pertemuan ke-15 Menteri Kesehatan ASEAN (the 15th ASEAN Health Ministers Meeting/AHMM) dengan topik "Mutual Recognition Arrangement on COVID-19 Health Certificates".

Budi yang juga menjabat sebagai Ketua Menteri Kesehatan ASEAN mengatakan pandemi COVID-19 telah mendorong setiap negara memiliki standar protokol kesehatan yang beragam yang kerap menyulitkan pelaku perjalanan lintas negara.

Baca juga: Menko PMK: COVID-19 peringkat 14 penyebab kematian di Indonesia

Baca juga: Menkes: Penyebaran hepatitis akut tidak seperti pandemi


Contohnya berupa standar survailens berbasis teknologi, seperti PeduliLindungi di Indonesia atau Trace Together di Singapura. "Inisiatif ini supaya aplikasi PeduliLindungi atau Trace Together di Singapura serta negara lainnya itu bisa interkoneksi satu sama lain," katanya.

Dikatakan Budi paspor vaksinasi akan mengadopsi mekanisme paspor perjalanan luar negeri yang digunakan otoritas keimigrasian negara dalam mengenal identitas pelaku perjalanan.

"Sehingga kalau kita ke luar negeri dengan paspor yang bisa dikenal di semua negara, proses imigrasinya juga sama, ke depan kita ingin hal yang sama juga terjadi untuk sektor kesehatan. Sehingga keluar masuk negara menggunakan instrumen yang sama yaitu paspor," katanya.

Menkes Budi mengatakan bisnis travel saat ini butuh sertifikat vaksin dari para pelaku perjalanan untuk memastikan yang bersangkutan dalam kondisi sehat dan bugar selama beraktivitas.

Untuk itu sektor kesehatan di regional ASEAN menggagas paspor vaksinasi berbasis digital sebagai satu standar yang bisa dikenal, diakui dan dipercaya oleh seluruh negara.

"Kalau sekarang zaman lebih modern, kita akan pakai QR code yang sudah ikut standar WHO. bisa pakai aplikasi yang ada di handphone. PeduliLindungi sertifikat vaksinasi sekarang sudah digital dan ada QR code. Sehingga kalau ke Singapura, tinggal scan dan masuk," katanya.

Budi menambahkan konvergensi teknologi digital untuk paspor vaksinasi hingga saat ini telah diterima oleh European Union dan direncanakan berlaku secara global di seluruh negara.

"Mudahan-mudahan inisiatif negara ASEAN ini bisa mengonvergensikan teknologi digital untuk paspor vaksinasi," katanya.*

Baca juga: Sri Mulyani ingatkan jangan anggap wajar angka COVID-19 rendah

Baca juga: LKPP: Kami sedang lakukan perubahan radikal dalam sistem e-Katalog

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
COPYRIGHT © ANTARA 2022