Jakarta (ANTARA News) - Bank Mandiri bekerja sama dengan Badan Nasional Perlindungan dan Penempatan TKI (BNP2TKI), menggelar serangkaian kegiatan edukasi pengelolaan keuangan dan produk perbankan kepada sekitar 320 Tenaga Kerja Indonesia (TKI).

Edukasi juga dilakuikan kepada keluarga TKI dan TKI Purna di Banten dan Jakarta pada November dan Desember sebagai dukungan pada upaya peningkatan kesejahteraan TKI, kata Direktur Risk Management Bank Mandiri Sentot A.. Sentausa, di Jakarta, Rabu.

Penandatanganan kesepakatan bersama itu dilakukan antara Senior Vice President Bank Mandiri, Lisana Irianiwati, dengan Deputi Bidang Perlindungan BNP2TKI, Lisna Yoeliani Poeloengan, serta disaksikan oleh Direktur Risk Management Bank Mandiri Sentot A. Sentausa , Kepala BNP2TKI, M. Jumhur Hidayat, Peneliti Utama Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan Bank Indonesia, Suhaedi, dan Spesialis Keuangan pada Kantor Bank Dunia Jakarta, Yoko Doi, di Jakarta, Rabu.

Melalui kegiatan edukasi "TKI Mandiri Membangun negeri", para Calon TKI, keluarga TKI serta TKI Purna di Serang dan Jakarta akan memperoleh materi singkat tentang perencanaan dan pengelolaan keuangan dengan menggunakan fasilitas perbankan, seperti tabungan, pinjaman bank, serta transaksi pengiriman uang.

Edukasi akan menggunakan modul yang telah disiapkan BNP2TKI dan Bank Dunia dengan pemandu edukasi adalah tim dari BNP2TKI, ujarnya.

Program tersebut juga merupakan bentuk dukungan Bank Mandiri terhadap Memorandum of Understanding (MoU) antara Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Bank Indonesia tentang penyelenggaraan edukasi keuangan dalam rangka pemberdayaan TKI.

"Untuk menjaga kesinambungan nilai tambah dari kegiatan ini, kami merencanakan agar program edukasi secara kontinyu dilakukan sampai dengan akhir tahun 2012. Dengan pelaksanaan secara berkelanjutan ini, akan makin bertambah pula jumlah TKI dan TKI Purna yang lebih peduli terhadap keuangan dan perencanaan pinjaman, serta pengenalan terhadap layanan Bank Mandiri pun makin meningkat," kata Sentot.

Menurut dia, selain sebagai bentuk kepedulian sosial perusahaan kepada upaya perbaikan kesejahteraan TKI, Bank Mandiri berharap kegiatan ini dapat memperkuat basis nasabah perseroan dari segmen ritel sehingga dapat mendorong pertumbuhan dana murah.

Hingga September 2011, jumlah TKI dan TKI Purna yang menjadi nasabah Bank Mandiri berjumlah sekitar 110.000 nasabah dengan besar dana simpanan sekitar Rp200 miliar.

Pada periode yang sama, pengiriman dana ke dalam negeri oleh para TKI melalui jaringan Bank Mandiri mencapai 5,8 miliar dolar AS, atau 13,6 persen dari nilai total remitansi Bank Mandiri, 42,8 miliar dolar.

"Kami berharap dapat menghimpun sekitar 400 rekening baru dari kegiatan edukasi ini dengan kontribusi dana murah sekitar 16 persen dari kenaikan dana simpanan TKI antara September 2010 dan September 2011," katanya.

Sementara itu, Kepala BNP2TKI, Jumhur Hidayat, mengatakan, dukungan dari industri perbankan seperti Bank Mandiri menjadi salah satu faktor penting bagi para TKI untuk dapat mempersiapkan masa depan mereka dengan lebih baik.

Seperti diketahui, keputusan seseorang untuk menjadi TKI dipengaruhi oleh banyak hal. Semakin sempitnya lahan pertanian yang dimiliki dan semakin terbatasnya jumlah pekerjaan di desa merupakan beberapa faktor pendorong.

Sementara itu, banyaknya jumlah dan jenis pekerjaan di luar negeri dan besarnya jumlah penghasilan yang akan didapat dibandingkan dengan bekerja di desa menjadi faktor penarik.

Namun demikian perlu disadari bahwa menjadi TKI hanya dapat dilakukan dalam rentang waktu tertentu, umumnya pada usia produktif.

Berkaitan dengan jumlah penghasilan yang didapat, TKI dan keluarganya juga seringkali terpaksa menghadapi kondisi yang pada akhirnya dapat mengurangi jumlah pendapatan mereka dengan signifikan, seperti bunga pinjaman biaya keberangkatan yang tinggi, hilangnya uang dalam proses pengiriman, tidak terkontrolnya penggunaan uang yang dikirimkan, dan lainnya.

Untuk dapat meningkatkan kesejahteraan, TKI dan keluarganya harus dapat mengelola keuangan mereka dengan baik, termasuk juga menggunakan layanan keuangan dari lembagaa formal untuk mendapatkan pinjaman, mengirim dan menerima uang, menabung, berinvestasi, dan mendapatkan asuransi.
(T.D012/A027)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2011