Kupang (ANTARA) - Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur Josef A Nae Soi meminta warga provinsi berbasis kepulauan itu mewaspadai suhu panas musim kemarau yang sedang melanda daerah itu antara lain dengan tidak membakar hutan dan lahan untuk mencegah bencana kebakaran.

"Kondisi suhu udara di NTT saat ini sangat panas sehingga perlu diantisipasi terjadinya berbagai peristiwa bencana alam seperti kebakaran hutan dan lahan serta krisis air bersih," kata Josef A Nae Soi di Kupang, Minggu.

Menurut dia, kasus kebakaran hutan dan lahan yang melanda NTT dalam beberapa tahun terakhir mencapai 10 kasus kebakaran dan 42 bencana kekeringan.

Baca juga: BMKG: 10 zona musim di NTT telah memasuki musim kemarau

Baca juga: BMKG:Tiga wilayah zona musim di NTT sudah memasuki kemarau


Kebakaran hutan dan lahan itu terjadi pada beberapa wilayah seperti di Kabupaten Ngada, Flores Timur, Sumba dan Pulau Timor.

"Daerah ini juga rawan terhadap kasus kebakaran hutan pada kawasan hutan lindung sehingga harus diwaspadai setiap pemerintah kabupaten/kota di NTT," katanya.

Menurut dia, selain kebakaran hutan, kekeringan juga melanda daerah setiap musim kemarau dengan 42 kejadian bencana kekeringan.

"Bencana kekeringan ini juga berdampak pada terjadinya krisis air bersih, gagal panen dan gagal tanam karena kekurangan air untuk usaha pertanian," kata Josef A Nae Soi.

Dia mengatakan warga NTT harus menjaga kelestarian lingkungan alam agar sumber air tetap tersedia sehingga selama musim kemarau persediaan air bersih tetap mencukupi.

Baca juga: BMKG minta Pemprov NTT waspada musim kemarau di bawah normal

Baca juga: BMKG Jateng sebut sebagian Grobogan dan Kota Semarang sudah kemarau

 

Pewarta: Benediktus Sridin Sulu Jahang
Editor: Agus Salim
COPYRIGHT © ANTARA 2022