Temanggung (ANTARA News) - Petugas Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung menambah dua jenis alat pemantau di Gunung Sindoro menyusul peningkatan status gunung tersebut dari aktif menjadi waspada.

Kepala Sub Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api Wilayah Barat PVMBG Bandung Hendra Gunawan di Temanggung, Kamis, mengatakan alat yang akan dipasang adalah "electronic distance measurement" (EDM) dan "minidoas".

Ia menjelaskan, EDM merupakan alat semacam reflektor yang berfungsi sebagai pengukur jarak guna mengetahui pembengkakan gunung, sedangkan "minidoas" untuk mengukur semburan gas SO2.

Ia megatakan, dengan pemasangan alat tersebut pengamatan Gunung Sindoro menggunakan tiga metode, yakni deformasi (pembengkakan gunung), metoda seismik (pengamatan gempa), dan metoda geokimia (pantau gas).

"Tiga metode itu kami padukan, lalu dievaluasi untuk mengetahui kondisi aktivitas Sindoro lebih jauh," katanya.

Berdasarkan pengamatan 2-4 Desember 2011, aktivitas Sindoro meningkat, namun pada Kamis (8/12) cenderung berkurang.

Menurut dia, saat ini gunung tersebut belum memasuki tahap erupsi. "Kami belum tahu apakah akan meletus atau tidak. Mudah-mudahan tidak, yang bisa kami lakukan hanya melakukan pemantauan," katanya.

Ia mengatakan, dilihat dari karakternya, letusan Sindoro kebanyakan "freatik". Letusan "freatik" tidak bisa terdeteksi karena kejadiannya selalu tiba-tiba.

"Kami hanya mengamati fenomena di permukaan saja. Selebihnya kapan mau meletus kami tidak tahu," katanya.

(U.H018/E005)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2011