Semarang (ANTARA News) - Generasi muda perlu dibekali mentalitas dan rasa tanggung jawab kuat, kata Ketua Generasi Muda Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan TNI/Polri (GM-FKPPI) Jawa Tengah, Hendrar Prihadi.

"Mentalitas kuat ini akan menjadikan kalangan pemuda dan remaja tidak selalu ikut-ikutan, misalnya, temannya punya sepatu baru dirinya ingin memiliki, punya motor baru, ingin juga memiliki," katanya di Semarang, Sabtu.

Hal itu diungkapkannya usai menjadi pembicara dalam Diskusi dan Rapat Konsolidasi Daerah Lembaga Cegah Kejahatan Indonesia (LCKI) Jawa Tengah bertema "Menyusun Crash Program Pembinaan Kamtibmas Mencegah Kejahatan Pemuda".

Menurut Wakil Wali Kota Semarang yang akrab disapa Hendi itu, mentalitas generasi muda perlu dibangun secara kuat agar tidak lemah menghadapi berbagai tantangan dan persoalan, mulai persoalan kecil sampai besar.

"Kalau sekarang ini, diputus pacarnya patah semangat kemudian mabuk-mabukan, tidak lulus kemudian memilih minum-minum. Kenapa tidak memilih mencari pacar baru dan belajar lebih giat agar tahun depan lulus?," katanya.

Kalangan pemuda, kata dia, selama ini tercatat dalam sejarah Indonesia sebagai pelopor perubahan, mulai zaman kemerdekaan sampai reformasi yang selalu dipelopori oleh kaum muda terpelajar dan kalangan mahasiswa.

Selama ini, menurut dia, terjadi komunikasi yang buruk antara generasi muda dan tua sebab generasi muda dipersepsikan sebagai generasi yang pemadat, tidak bertanggung jawab, suka santai, dan senang berhura-hura.

Sebaliknya, kata dia, generasi tua dipersepsikan sebagai generasi yang suka korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN), tidak becus mengurus bangsa, hanya bisa bicara tanpa bertindak, dan suka menggadaikan aset bangsa.

Oleh karena itu, Hendi menilai, perlu ada sinergi antara generasi muda dan tua dalam perjalanan bangsa Indonesia ke depan, terutama dalam membekali generasi muda calon penerus bangsa dengan akhlak, ketangguhan, dan pengetahuan.

Senada dengan itu, pakar pendidikan Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Taruno menjelaskan bahwa kejahatan yang dilakukan kalangan remaja dan pemuda sebenarnya disebabkan satu hal, yakni rasa frustasi terhadap keadaan.

"Setidaknya ada empat kebutuhan yang tidak mereka (remaja, red.) dapatkan, yakni kebutuhan terhadap rasa aman, kebutuhan mendapat pengalaman baru, kebutuhan untuk ditanggapi, dan kebutuhan atas pengakuan diri," katanya. (KR-ZLS/Z002)

Editor: D.Dj. Kliwantoro
COPYRIGHT © ANTARA 2011