Bogor (ANTARA News) - Fenomena gerhana bulan yang dijadwalkan terjadi Sabtu malam, tidak dapat dirasakan  masyarakat Kota Bogor, Jawa Barat.

Pantauan ANTARA awan kelam sudah menutup langit Kota Bogor dari pukul 18.30 WIB.

Usai Magrib, tanda-tanda kemunculan bulan tidak terlihat. Hingga pukul 23.00 WIB, langit Kota Bogor masih berwarna kelam.

Ketidakmunculan gerhana bulan mengecewakan sejumlah muda-mudi Kota Bogor yang sengaja berkumpul untuk menyaksikan gerhana.

Sejumlah muda-mudi Kota Bogor sudah terlihat berkumpul-kumpul di depan Tugu Kujang, dan di restoran cepat saja di Jalan Pajajaran sejak pukul 20.30 WIB. Suasana jalan Pajajaran di sekitar Tugu Kujang pun terlihat ramai oleh mudah-mudi yang berkumpul.

Beberada diantara mereka sudah mempersiapkan diri untuk mengabadikan moment gerhana bulan sempurna dengan membawa kamera.

"Sayang gerhana bulannya tidak terlihat di sini (Bogor-red). Padahal kita sudah niat mau kumpul-kumpul sambil liat gerhana," kata Yenni yang datang dengan sejumlah temannya.

Gerhana Bulan total diprediksikan dapat dilihat di seluruh langi di Indonesia.

Sejumlah ahli menyebutkan gerhana mulai terjadi pada pukul 18.35 WIB. Namun, tahap awal gerhana akan sulit dilihat secara kasatmata. Gerhana baru bisa dilihat jelas sekitar pukul 19.46 WIB,

Totalitas, tertutupinya cakram Bulan secara sepenuhnya oleh umbra, terjadi pukul 21.07 hingga 21.57 WIB, selama 50 menit, dengan puncak gerhana pukul 21.32.

Tidak seperti gerhana Matahari, gerhana bulan aman disaksikan tanpa alat dan pelindung mata.

Sejumlah media menginformasikan, fenomena gerhana bulan kali ini ada yang unik, yakni saat totalitas terjadi, Bulan akan tampak berada di depan Bimasakti. Jika dilihat, di belakang Bulan berdarah akan tampak kabut tipis.

Bulan berdarah juga akan memiliki beberapa pendamping malam Minggu nanti. Salah satunya Jupiter, yang sejak beberapa waktu lalu terus-menerus tampak dan bisa dilihat dengan mata telanjang.

Selain itu, bintang Sirus juga akan terlihat saat gerhana terjadi. (LR)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2011