Rembang, Jawa Tengah (ANTARA News) - Rupanya pengusaha hiburan di kawasan Tempat Pelelangan Ikan Tasikagung, Rembang, Jawa Tengah, juga ingin menyasar konsumen dari kalangan nelayan. Rencana pembangunan kafe karaoke di dekat lokasi TPI itu juga menimbulkan keresahan masyarakat nelayan setempat.

Seorang tokoh nelayan Desa Tasikagung, Muhammad Syafii, di Rembang, Minggu, mengemukakan pembangunan kafe karaoke dikhawatirkan bisa merangsang nelayan untuk menghamburkan penghasilannya.

"Rencana pembangunan kafe dan karaoke ini memang ditolak sebagian nelayan, namun sebagian nelayan lainnya mendukung asalkan investor memberikan penjelasan secara gamblang konsep yang ditawarkan," kata dia.

Ia mengatakan dengan penjelasan secara gamblang tempat hiburan yang akan dibangun di sebelah selatan TPI Tasikagung tersebut, akan diketahui konsep kafe-karaoke dibuat dengan model tertutup atau terbuka.

Kepala Desa Tasikagung Supolo mengatakan pihaknya sudah menerima sosialisasi dari pihak pengelola pelabuhan perikanan pantai selaku pengembang pada Oktober 2011 tentang rencana pembangunan kafe-karaoke tersebut.

"Saat itu perwakilan dari Dukuh Kramatan, Pabean, dan Rembangan juga ikut hadir," kata dia.

Menurut Supolo, mengutip penjelasan petugas pelabuhan perikanan pantai, kafe-karaoke yang dibangun tidak bebentuk tertutup, seperti kafe-karaoke pada umumnya.

"Kafe-karaoke yang akan dibangun merupakan sebuah panggung terbuka dengan latar luas untuk bersantai dan diharapkan bisa menjadi tempat melepas penat nelayan setelah seharian bekerja menangkap ikan," kata dia.

Ia juga mengatakan Pemerintah Desa Tasikagung akan mendukung rencana pembangunan kafe-karaoke itu selagi pengembang menetapi konsepnya, membangun kafe-karaoke berbentuk terbuka.

"Selain karena nelayan tak perlu keluar jauh-jauh untuk berkaraoke, alasan mendukung pembangunan kafe-karaoke tersebut juga akan semakin menggairahkan kawasan TPI Tasikagung yang segera berubah status menjadi pelabuhan perikanan nusantara (PPN)," kata dia.

Namun, pihaknya tetap akan melihat perkembangan kafe-karaoke itu, sehingga jika memunculkan beragam kerawanan, pemerintah desa akan meninjau ulang keberadaannya.

Berdasarkan pantauan, para pekerja terus menyelesaikan pembangunan kafe-karaoke yang dibangun di atas tanah, aset milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

Menurut penuturan sejumlah pekerja, proyek tersebut ditarget selesai pada Desember 2011, namun mengenai waktu operasional mereka tak mengetahuinya. (ANT)

Editor: Ade P Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2011