Jakarta (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Australia Alexander Downer mengatakan bahwa target utama aksi terorisme bukanlah masyarakat Barat, melainkan Dunia Islam. "Karena aksi terorisme di Indonesia acapkali ditujukan pada wisatawan asing dan Kedutaan Besar maka terkadang masyarakat mengasumsikan publik barat sebagai target utama terorisme. Padahal tidak seperti itu, target utama mereka ada di dunia muslim," kata Downer di Jakarta Senin. Ketika berbicara dalam seminar internasional tentang pencegahan kejahatan yang diselenggarakan Lembaga Cegah Kejahatan Indonesia (LCKI), Downer menambahkan bahwa serangan atas orang asing di Indonesia diciptakan untuk menghancurkan industri pariwisata Indonesia. Menurut dia, tujuan dari terorisme moderen adalah untuk menciptakan ekstrimis baru di dunia muslim. Di Asia Tenggara, kata dia, hal itu berarti menghapus pengaruh Barat, menjatuhkan ekonomi moderen dan menciptakan rejim fundamentalis di Indonesia, Malaysia, Brunei, Singapura, Thailand Selatan dan Filipina. "Mereka ingin menggantikan demokrasi dan menggantinya dengan rejim yang puritan dan tiran serta mengingkari kebebasan individu," katanya. Melalui berbagai publikasi, kata dia, para teroris menciptakan citra baik bagi kelompoknya dan menjual kesan seolah-olah Islam tengah diserang, baik oleh musuh dari luar atau dikhianati oleh pemimpin politik. Australia, tegasnya, juga mendukung upaya Pemerintah Indonesia untuk melawan ideologi ekstrim para teroris. Ia menilai Indonesia termasuk negara yang cukup aktif menyatakan perang terhadap terorisme karena selama beberapa waktu terakhir aparat kepolisian di Indonesia telah menangkap lebih 200 teroris dan orang yang diduga terlibat terorisme. Sementara itu Ketua Umum LKCI Da`i Bachtiar mengatakan, aksi terorisme masih mengancam kehidupan manusia, sehingga segala upaya pencegahan dan melawan terorisme sudah menjadi komitmen dunia internasional. "Terorisme yang telah menelan ribuan korban jiwa dan kerugian materi yang cukup besar, serta menimbulkan suasana teror di masyarakat dipicu oleh multi faktor, sehingga diperlukan kerjasama antarbangsa sebagai salah satu upaya untuk memeranginya," katanya. Menurut mantan Kepala Kepolisian RI tersebut, negara yang tepat untuk dijadikan contoh dalam penanganan terorisme yaitu Jepang. Sebab partisipasi seluruh komponen masyarakat Jepang untuk memerangi terorisme sangat tinggi.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006