Jakarta (ANTARA News) - Penurunan saham PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) pada saat pencatatan saham perdana (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) lebih karena pengaruh sentimen negatif dari pasar global dan regional.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Eddy Sugito, mengatakan disela listing saham ERAA di Jakarta Rabu bahwa situasi pasar global dan regional yang tertekan oleh belum terselesaikannya krisis Eropa, telah menghambat pergerakan indeks di bursa domestik.

Menurut Eddy, adanya sentimen negatif dari pasar gobal dan regional ini mempengaruhi penurunan harga saham perdana ERAA.

"Saham ini turun lebih karena merespon pasar global dan regional yang negatif," ujarnya.

Pada pada "listing" perdananya, ERAA mencatatkan penurunan harga saham menjadi Rp990 atau merosot 1 persen dari harga penawaran Rp1.000 per saham.

Perusahaan distributor telepon selular ini merupakan emiten baru ke-23 sepanjang 2011 yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan melepas 920 juta lembar saham atau setara 31 persen ke publik.

Dana yang diperoleh dari hasil IPO ini akan dialokasikan untuk pelunasan promissory notes yang telah diterbitkan dalam rangka pembayaran akuisisi PT Teletama Artha Mandiri (TAM) Rp736,3 miliar, sisanya akan digunakan untuk ekspansi bisnis, yaitu untuk memperluas jaringan distribusi dan ritel serta membiayai modal kerja.

Selama masa penawaran umum yang berlangsung pada 6-9 Desember 2011 lalu, perseroan mengklaim kelebihan permintaan (oversubscribed) sebesar 2,2 kali dari jumlah saham yang ditawarkan.

Setelah menggelar roadshow ke berbagai investor di Asia, Eropa dan Amerika, komposisi peminat saham perseroan adalah pemodal asing sebesar 55,44 persen dan pemodal domestik 44,56 persen.

Peminat institusi mendominasi sebesar 87,9 persen, sedangkan pemodal perorangan atau ritel sebesar 12,10 persen.

Sementara itu, pada penutupan perdagangan sesi I, Rabu (14/12), saham ERAA berada di level Rp1.000 per saham dengan volume transaksi 86,42 juta lembar saham senilai Rp85,58 miliar.

(KR-SSB/E008)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2011