Palu (ANTARA News) - Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah Brigjen Pol Dewa Parsana mengatakan, berbagai aksi bentrok antarwarga di wilayahnya akan semakin memperburuk citra provinsi beribu Kota Palu ini.

"Kalau sering terjadi bentrok maka investor akan lari dari Sulawesi Tengah," kata Dewa Parsana saat bertemu dengan warga Palu di Aula Kantor Wali Kota Palu, Senin.

Menurut dia, adanya bentrokan di sejumlah daerah tentu saja akan berpengaruh terhadap Provinsi Sulawesi Tengah secara keseluruhan.

Dia mengatakan, masyarakat sebenarnya yang bisa menyelesaikan masalahnya sendiri karena mereka mengetahui duduk perkaranya.

"Polisi dan pemerintah hanya membantu menyelesaikan masalah itu," katanya.

Mantan Wakapolda Sulawesi Tengah ini mengatakan, masyarakat seharusnya sudah dewasa dan tidak mudah lagi terpancing oleh isu-isu yang tidak jelas.

"Jangan mudah diadu domba karena dampaknya akan merugikan semua pihak," katanya.

Beberapa bulan terakhir sejumlah wilayah di Provinsi Sulawesi Tengah, seperti Kabupaten Donggala, Kabupaten Sigi, dan Kota Palu telah terjadi bentrok yang sebenarnya dipicu oleh masalah ringan.

Menurut dia, kondisi itu jelas sangat merugikan pemerintah yang saat ini tengah gencar-gencarnya melaksanakan berbagai program pembangunan.

Dewa Parsana mengatakan, sejumlah daerah di Sulawesi Tengah rawan gangguan keamanan, seperti gerakan sipil bersenjata, tawuran antarwarga, unjuk rasa yang berakhir ricuh, serta adanya aliran-aliran yang menyalahi aturan.

Daerah rawan itu antara lain Kabupaten Poso dan Kota Palu.

Dia juga minta peran masyarakat untuk menciptakan keamanan di Sulawesi Tengah agar calon investor berminat menanamkan modalnya mengingat daerah ini memiliki berbagai potensi sumber daya alam, seperti mineral, hasil laut dan perkebunan.

Dewa Parsana juga sangat mendukung visi dan misi Gubernur Sulawesi Tengah dalam upayanya untuk mensejajarkan dengan provinsi maju lainnya di kawasan timur Indonesia.

Sebelumnya, Kantor Bank Indonesia Palu merilis investasi di Sulawesi Tengah pada triwulan III/2011 tumbuh sebesar 11,6 persen, atau lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya 5,7 persen.

Berdasarkan laporan kegiatan penanaman modal dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Sulawesi Tengah, diperoleh informasi bahwa realisasi investasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) di provinsi ini selama triwulan III/2011 mencapai Rp1,4 triliun atau terbesar ke-5 secara nasional.

Baru-baru ini Sulawesi Tengah mendapat penghargaan dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sebagai salah satu dari tujuh provinsi terbaik bidang penanaman modal.

Enam provinsi lain yang mendapatkan penghargaan serupa adalah Nanggroe Aceh Darussalam, Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, dan Sumatera Barat.  (R026/Z002)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2011