Kairo (ANTARA) - Pemerintah Indonesia dan Arab Saudi sepakat memperkuat kerja sama, terutama di bidang ekonomi, perdagangan, pariwisata dan perbankan.

Kesepakatan tersebut dicapai dalam pertemuan antara delegasi Indonesia dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Perindustrian, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan Bank Negara Indonesia (BNI) dengan pihak terkait di Arab Saudi, kata siaran pers KBRI Riyadh, yang diterima ANTARA Kairo, Selasa.

Dalam kunjungan kerja delegasi pimpinan Deputi Kepala Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembiayaan Internasional, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Rizal Affandi Lukman,  itu telah telah melakukan serangkaian pertemuan dengan para pejabat terkait setempat.

Delegasi RI bertemu dengan sejumlah pejabat Arab Saudi, antara lain Deputi Menteri Ekonomi dan Perencanaan, Dr. Ahmad Habib, Wakil Presiden untuk Investasi, Kementerian Pariwisata, Dr. Salah K. Al-Bukhyyet, Sekretaris Jenderal Kamar Dagang dan Industri, Dr Fahd S. Al Aultan, dan Asisten Deputi Pengembangan Peraturan Investasi, Dr Ayed Al-Uteibi.

Dalam pertemuan tersebut, Rizal Affandi menjelaskan mengenai perkembangan ekonomi, politik, serta situasi keamanan di Indonesia yang cukup kondusif.

Dijelaskannya pula mengenai rencana percepatan dan ekspansi pengembangan ekonomi Indonesia 2011-2025, iklim investasi, serta peluang-peluang di berbagai bidang terutama energi yang diperbarukan, keamanan pangan, dan pariwisat.

Pihak Arab Saudi menyambut baik kunjungan Delegasi RI, dan mengharapkan dapat menjadi daya pendorong baru bagi peningkatan hubungan ekonomi, perdagangan, investasi, dan pariwisata antara kedua negara.

Disebutkannya, pihak Arab Saudi tertarik untuk melakukan investasi di bidang pertanian di Indonesia sebagai upaya untuk memenuhi kebijakan keamanan pangan di negara kaya minyak itu.

Di sisi lain, Arab Saudi saat ini tengah melakukan pembangunan perumahan guna memenuhi kebutuhan tempat tinggal bagi warganya, dan Indonesia dalam hal ini diharapkan dapat memasok bahan bangunan dan perabot yang dibutuhan.

Dalam kerja sama perbankan, Bank Negara Indonesia (BNI) telah menjadwalkan dalam waktu dekat akan membuka cabangnya di Jeddah, kota pelabuhan Arab Saudi.

Sementara itu, volume perdagangan Indonesia-Arab Saudi tercatat meningkat dari 4,09 milyar dolar AS pada 2009 menjadi 5,52 milyar dolar pada 2010.

Dari nilai tersebut Indonesia masih mengalami defisit berkisar 3,19 milyar dolar karena impor minyak dari Arab Saudi cukup tinggi, katanya.

Investasi Arab Saudi yang masuk ke Indonesia tercatat 8,6 miliar dolar, sedangkan di bidang pariwisata tercatat kunjungan wisatawan Arab Saudi ke Indonesia juga meningkat dari 40.000 orang tahun 2009 menjadi sekitar 53.000 orang pada 2010. Dalam tahun 2011 ini Indonesia menargetkan jumlah wisatawan Arab Saudi sebanyak 70.000 orang.

Di sela kunjungan tersebut, delegasi Indonesia juga bertemu dengan masyarakat Indonesia di Arab Saudi bertempat di KBRI Riyadh pada Jumat (16/12).

Rizal Affandi dalam kesempatan itu menjelaskan tentang perkembangan perekonomian dan strategi Indonesia dalam menghadapi tantangan ekonomi global, serta secara khusus menjelaskan kebijakan pemerintah menyakut Rencana Percepatan dan Ekspansi Pengembangan Ekonomi Indonesia 2011-2025.
(Tz.M043)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2011