Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah tidak boleh lengah dalam mengatasi pandemi flu burung yang terus menelan korban jiwa manusia, kata anggota Komisi IV DPR, Aswar Chesputra. "Fenomena korban manusia pandemi virus flu burung di Indonesia ini tergolong istimewa, dan karena itu Pemerintah harus lebih waspada," ujar anggota Komisi IV DPR dari Fraksi Partai Golongan Karya (FPG) itu kepada wartawan di DPR, Rabu. Dia mengatakan, dari 29 kasus pasien penderita flu burung, terjadi enam pengelompokan (cluster) penderita. Hal itu, menurut dia, terbilang istimewa, jika dibandingkan pengalaman negara lain. Di Vietnam, ada 93 kasus dengan empat kelompok, dan di Thailand ada 22 kasus dengan dua kelompok. Dia mengatakan, Pemerintah tak boleh terus menerus mengatakan bahwa flu burung belum sampai pada tahap penularan dari manusia ke manusia. "Pemerintah selalu menganggap bahwa kalau flu burung masih menular dari unggas ke manusia, dan belum dari manusia ke manusia, maka hal itu masih bisa ditangani," katanya. Tingginya tingkat kelompok pada korban manusia yang terkena flu burung, menurut dia, merupakan pertanda bahwa penularan dari manusia ke manusia perlu diwaspadai. Flu burung, dinilainya, harus ditangani secara sistemik dengan melibatkan seluruh lapisan masyarakat dan aparat pemerintah, serta para kepala daerah harus diberi sanksi, jika lalai dalam mengatasi flu burung di daerahnya. Menurut data dari Kementerian Pertanian, saat ini sudah ada 161 kabupaten atau kota dari 26 provinsi yang terserang flu burung. Pemerintah telah menganggarkan dana penanggulangan pandemi flu burung selama tiga tahun, untuk 2006 hingga 2008, sebanyak Rp3,22 triliun. Dikhawatirkannya, jika flu burung tak segera teratasi, maka peternakan rakyat yang hancur dan merugi mencapai nilai Rp60 triliun dan sekitar 2,5 juta pekerja menjadi penganggur. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2006