Seoul (ANTARA News) - Ditakuti oleh rakyatnya dan diejek di Barat, Kim Jong-Il memerintah Korea Utara dengan tangan besi selama 17 tahun dengan diselimuti mitos kamp tahanan, propaganda dan aneh yang tetap saja hidup meskipun dia telah meninggal dunia.

Digambarkan sebagai seorang playboy yang eksentrik, "Pemimpin Tercinta" itu adalah seorang penguasa yang secara politik terampil dan kejam yang memimpin di tengah kelaparan dan kemunduran ekonomi, namun masih mendapatkan uang untuk mengembangkan peluru kendali dan senjata nuklir.

Sejak kematiannya pada 17 Desember karena serangan jantung di usia 69, mesin propaganda Utara telah berlebihan dalam menggambarkan mendiang orang kuat itu yang bahkan mengatakan Ibu Pertiwi pun ikut berduka.

Laposan es pecah di sekitar tempat yang diyakini sebagai tempat kelahiran Kim di Gunung Paekdu yang suci dibarengi suara gemuruh dan kilatan biru, sementara seekor burung putih hinggap di pundak patung Kim dan burung hantu pun menangis, begitu laporan media resmi negara.

Jutaan penduka yang dilaporkan berani menembus udara membeku di musim dingin demi menyampaikan penghormatan kepada mendiang sang pemimpin, yang pemakamannya dilangsungkan hari Rabu di mana puluhan ribu antri di jalan-jalan kota Pyongyang.

Kim telah mementahkan prediksi luas mengenai kejatuhan rezim karena layunya ekonomi negara komunis tersebut mengingat kontradiksinya sendiri dan karena bantuan Soviet yang mengering pada awal 1990an.

Ratusan ribu orang mati di bawah kekuasaannya selama kelaparan di era 1990an dan kelangkaan makanan pun berlanjut.  UNICEF memperkirakan sepertiga anak-anak Utara menderita malnutrisi atau kurang gizi.

Kim diserang stroke pada Agustus 2008.  Sejumlah laporan menyebutkan dia juga menderita gagal ginjal yang membutuhkan dialisis, lalu juga diabetes dan tekanan darah.

Para analis mengatakan proses pengambilan keputusan olehnya telah membuatnya menjadi kian tidak menentu karena efek pasca-stroke atau karena dia mencoba mengatrol mandat anak termudanya Kim Jong-Un sebgai penerusnya.

Para analis mengutipkan serangan torpedo maut pada Maret 2010 terhadap sebuah kapal perang Korea Selatan.

Penenggelaman kapal yang ditudingkan Seoul dan Washington kepada Pyongyang itu memicu sanksi yang lebih keras dari AS, sekaligus pembalasan dari Seoul.

Lalu pada November 2010, Utara membombardir Pulau Yeonpyeong di perbatasan kedua negara hingga menewaskan dua orang marinir Korea Selatan dan dua warga sipil. Itu adalah serangan terhadap wilayah sipil yang pertama sejak Perang Korea 1950-53.

Kim Jong-Il mewarisi kekuasaan dari ayahnya Kim Il-Sung dan mempersembahkan puteranya Jong-Un sebagai penggantinya pada September 2010 sehingga memperlama umur satu-satunya dinasti komunis di dunia itu.

Berdasarkan catatan yang resmi diakui negara, Kim Jong-Il dilahirkan pada 16 Februari 1942 di Gunung Paekdu yang adalah kawasan yang disucikan oleh orang Korea.

Para pakar independen mengatakan tanah kelahiran dia yang sebenarnya adalah sebuah kamp gerilya di Rusia dari mana ayahnya memerangai pasukan Jepang yang saat itu menjajah Semenanjung Korea.

Sejumlah pihak lainnya menyebut tahun kelahirannya adalah 1941.

Setelah menyelesaikan kuliah pada 1964, Kim memulai karir politiknya melalui sejumlah pos di Partai Pekerja yang menguasai Utara.

Secara resmi dia disebut sebagai pemimpin pengganti pada 1980 namun dia tidak secara formal berkuasa sampai tiga tahun kemudian setelah kematian ayahnya pada 1994.

Para pengunjung dan pencari suaka memandang Kim sebagai playboy yang keranjingan minuman keras yang menyukai film-film asing, santapan mewah dan wanita.

Dia disebut mempunyai koleksi 20.000 film produksi Hollywood dan merancang penculikan seorang sutradara Korea Selatan dan pacarnya pada 1978.

Kim digambarkan seorang yang lucu sekaligus aneh di Barat, menjadi bahan ejekan dalam film kartun produksi tahun 2004  berjudul "Team America" dan menjadi objek lawakan para komedian dengan meniru sepatu yang dikenakannya, kaca mata tebalnya dan sisiran rambutnya yang acak-acakan.

Gambaran berwarna-warni tentang dirinya ini sesungguhnya menyembunyikan masa lalunya yang gelap.

Kim disebut-sebut terlibat dalam perencanaan serangan bom tahun 1983 di Myanmar yang membuat 17 warga Korea Selatan meninggal, demikian pula dalam kasus pemboman jet Korea Air pada 1987 yang menewaskan 115 orang penumpangnya.

Rezimnya menutup perbedaan pendapat dan memperbanyak kamp tahanan politik yang menampung sekitar 200.000 orang, kata Amnesti Internasional.

Setelah resmi berada di tampuk kekuasaan, secara bertahap Kim bercengkerama dengan dunia luar yang berpuncak pada dilangsungkannya KTT Juni 2000 di Pyongyang dengan Presiden Korea Selatan saat itu Kim Dae-Jung.

Setelah itu Menteri Luar Negeri AS (saat itu) Madeleine Albright mengunjungi Pyongyang di tahun itu juga. Kedua pemimpin dari luar itu menggambarkan Kim sebagai operator yang cerdas, sementara Albright melukiskannya tidak khayali dan kaya pengetahuan.

Namun hubungan dengan dunia luar, terutama Barat, memburuk setelah perjanjian perlucutan senjata nuklir dengan Amerika Serikat ambruk pada 2002.

Pada 2009, Korea Utara keluar dari negosiasi enam pihak dan bersumpah untuk memperkuat senjata atomnya.  (*)

sumber: AFP




Oleh AR09
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2011