Moskow (ANTARA) - Rubel menguat tajam dalam perdagangan yang bergejolak di Bursa Moskow pada Senin, membalikkan beberapa kerugian besar pekan lalu, karena mempertahankan dukungan dari kontrol modal dan akun perdagangan Rusia yang kuat.

Rubel jatuh pekan lalu karena bank sentral memangkas suku bunga, mengindikasikan lebih banyak pemotongan. Prospek pelonggaran kontrol modal dan kemungkinan gagal bayar atau default surat utang pemerintah menambah tekanan ke bawah.

Pada pukul 08.07 GMT, rubel menguat hampir 5,0 persen pada 63,47 terhadap dolar. Rabu lalu (25/5/2022) rubel telah mencapai 55,80 terhadap dolar, level terkuat sejak Februari 2018.

Terhadap euro, rubel naik 6,0 persen menjadi 65,40, setelah Rabu lalu (25/5/2022) mencapai tertinggi tujuh tahun di 57,10, pada puncak pembayaran pajak akhir bulan yang biasanya mendorong perusahaan-perusahaan yang berfokus pada ekspor untuk mengkonversi mata uang asing guna memenuhi kewajiban.

"Gambaran fundamental keseluruhan untuk rubel tidak banyak berubah ... Kami tidak mengesampingkan pengembalian ke level 60-63 terhadap dolar," kata Dmitry Polevoy, kepala investasi di perusahaan LockoInvest.

Baca juga: Rubel perpanjang kerugian setelah bank sentral turunkan suku bunga

Didorong oleh kontrol modal, rubel telah meningkat menjadi mata uang dengan kinerja terbaik di dunia sepanjang tahun ini hingga penurunan minggu lalu. Persyaratan pembayaran gas baru untuk konsumen Uni Eropa yang memerlukan konversi mata uang asing menjadi rubel dan penurunan impor juga mendukung rubel.

Mata pasar terfokus pada kemampuan Rusia untuk membayar utang luar negerinya setelah Amerika Serikat mendorongnya ke ambang default utang bersejarah dengan tidak memperpanjang lisensi untuk membayar pemegang obligasi, karena Washington meningkatkan tekanan menyusul apa yang disebut Rusia sebagai "operasi militer khusus" di Ukraina.

Rusia berencana untuk menyelesaikan kewajiban Eurobond-nya menggunakan mekanisme yang mirip dengan skema yang digunakan untuk membayar gas Rusia dalam rubel, Menteri Keuangan Anton Siluanov mengatakan kepada harian Vedomosti.

Indeks saham Rusia beragam. Indeks RTS dalam denominasi dolar naik 4,2 persen menjadi 1.181,7 poin. Indeks MOEX Rusia berbasis rubel turun 0,3 persen pada 2.401,0 poin, tertekan oleh pemulihan rubel.

Baca juga: Rubel melemah karena bank sentral pangkas suku bunga jadi 11 persen

Baca juga: Rubel naik ke tertinggi 4 tahun vs dolar, perusahaan ekspor jual valas

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Satyagraha
COPYRIGHT © ANTARA 2022