Ambon (ANTARA News) - Kementerian Agama (Kemenag) memberikan penghargaan kepada Gubernur Maluku, Karel Albert Ralahalu karena dinilai sebagai tokoh yang peduli dan memberikan perhatian serius terhadap kemajuan madrasah maupun pendidikan agama.

Kabag Humas Setda Maluku, D.N. Kaya, di Ambon, Selasa petang, mengatakan, penghargaan tersebut telah diterima Gubernur Ralahalu di Jakarta, Selasa.

Penghargaan tersebut merupakan bagian dari kegiatan peringatan Hari Amal Bakhti Kemenag RI ke- 66.

"Jadi Gubernur Ralahalu telah menerima penghargaan tersebut dari Menteri Agama Suryadharma Ali," ujar Kaya.

Kemenag menilai Gubernur Ralahalu telah memberikan kepedulian dan perhatian tinggi terhadap kemajuan madrasah, pendidikan agama dan keagamaan di Maluku.

Gubernur dalam kepemimpinan periode pertama ( 2003 - 2008) dan kedua 2008 - 2013 ternyata memberikan perhatian terhadap pengalokasian anggaran kepada lembaga keagamaan, Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI), pendidikan Wajib Belajar (Wajar) 12 tahun di madrasah dan pondok pesantren.

Selain itu, menyediakan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) MA dan membangun madrasah, mengalokasikan dana hibah operasional pendidikan dan pondok pesantren, menganggarkan masing - maisng lima persen dari APBD Maluku untuk pendidikan agama Islam maupun PTAI.

Gubernur Ralahalu juga memperjuangkan tenaga guru agama untuk sekolah TK 60 persen, SD 75 persen, MP 63 persen, SMA 70 persen dan SMK 85 persen.

Begitu pun guru kontrak ke madrasah - madrasah, peningkatan profesiinalisme guru pendidikan agama Islam maupun Ustadz di pondok pesentren/ Diniyah / TPQ.

Para alumni PTAI, Dosen, Guru Agama dan penyuluh agama serta pendirian pusat pemberdayaan nilai dan perilaku serta partisipasi keluarga maupun masyarakat dengan menyiapkan sarana dan prasana yang memadai tidak luput dari perhatian Gubernur.

Gubernur Ralahalu, menurut Kaya, mendorong suksesnya penyelenggaraan Perkemahan Wirakarya X Gerakan Pramuka PTAI se- Indonesia yang di Ambon pada 21 - 30 November 2011.

"Pastinya pelaksanaan MTQ tingkat nasional ke- XXIV di Ambon pada Juni 2012 juga merupakan terobosan dari Gubernur Ralahalu untuk menunjukkan bahwa jalinan keharmonisan antarumat beragama terbina baik sebagai warisan leluhur, kendati sering berbagai upaya provokasi dengan tujuan Maluku kembali rusuh sebagai pada 19 Januari 1999," kata Kaya.


Editor: Ella Syafputri
COPYRIGHT © ANTARA 2012