Jakarta (ANTARA) - Pandemi membuat percakapan terkait kesehatan mental makin ramai, terutama di kalangan generasi muda. Studi dari Maybelline New York bersama Jakpat menyatakan hampir 70 persen responden memilih berdoa atau bercerita kepada teman untuk mengatasi kesehatan mental, hanya 15 persen yang memilih pergi ke psikolog.

Jenama Maybelline New York meluncurkan komitmen Brave Together untuk menghilangkan stigma terhadap isu kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi serta memberi akses bantuan untuk yang membutuhkan.

Program ini di Indonesia ditujukan untuk membantu mengatasi masalah kesehatan mental dengan cara konseling gratis, membantu meningkatkan kesadaran agar lebih banyak orang mengerti isu kesehatan mental lewat media sosial dan memberikan edukasi di laman resmi," kata Brand General Manager Maybelline Indonesia, Carla Mangindaan di konferensi pers, Jumat.

Baca juga: Citra Berkat: Sekolah perlu perhatikan isu kesehatan mental siswa

Di Indonesia, Maybelline bekerjasama dengan platform konseling daring berbasis aplikasi KALM yang menaungi lebih dari 200.000 psikolog profesional. Lewat kampanye ini, mereka menargetkan konseling gratis untuk 10.000 orang. Maybelline juga bermitra dengan platform Rahasia Gadis yang aktif memberi edukasi terkait kesehatan mental.

Psikolog klinis Karina Negara yang juga co-founder KALM menyambut baik inisiatif untuk menjangkau lebih banyak masyarakat dalam pelayanan konseling.

"Kami bersyukur dapat merangkul lebih banyak lagi individu yang siap mengambil langkah kecil dan besar untuk menghadirkan perubahan positif dalam hidupnya," kata Karina.

Dia menambahkan, tingkat kesadaran kesehatan mental masih rendah di Indonesia. "Masih banyak yang bilang konseling cuma buat orang gila," ia mencontohkan.

Kendati demikian, kesadaran soal kesehatan jiwa terus membaik selama beberapa tahun belakangan, di mana orang-orang mulai nyaman bercerita soal kondisi kesehatan mentalnya secara terbuka.

Baca juga: Cara mencari kebahagiaan di tengah pandemi, ini kata psikolog
Model Danella Ilene, pemenang Indonesia's Next Top Model, adalah salah satu yang terbuka mengenai pergulatan soal kesehatan mental. Ilene, sapaan akrabnya, pernah mengalami kecemasan di awal karier sebagai model. Industri yang menerapkan standard kecantikan tinggi memberikan tekanan besar kepadanya.

Selama tiga tahun, tekanan itu membuatnya merasa depresi dan menjalani pola makan yang salah. Selama tiga tahun, sejak 2015, Ilene tak memahami apa yang sebenarnya dia alami.

"Yang kurasakan adalah sedih, merasa kurang, tidak bersahabat dengan badan sendiri, insomnia, depresi, suicidal thought," ujar dia.

Puncak ketidaknyamanan dirasakan pada 2018 hingga akhirnya dia mencari pertolongan, berawal dari mencari informasi di dunia maya dan kemudian mendapatkan kontak psikolog.

"Sekali konseling, mataku langsung terbuka, terjawab apa yang selama ini ingin kuketahui," katanya, menambahkan akhirnya dia bisa berdamai dan melanjutkan hidup.

Ketua Umum Pengurus Pusat Himpunan Psikologi Indonesia, Prof. Dr. Seger Handoyo, mengatakan stigma kesehatan mental masih terjadi di masyarakat Indonesia dan perlu upaya untuk menghapus stigma tersebut.

Baca juga: Pentingnya pertolongan pertama masalah kesehatan mental remaja

"Literasi kesehatan mental masih rendah," kata Seger dalam video.

"Kita masih harus terus mengubah pandangan masyarakat tentang kesehatan mental," lanjut dia.

Psikolog lulusan Universitas Indonesia itu mengajak masyarakat untuk mencurahkan perasaan kepada orang terdekat bila ada masalah, atau berkonsultasi kepada psikolog bila membutuhkan bantuan profesional yang tersebar di penjuru Indonesia.

"Kita butuh orang lain untuk bisa membantu agar kesehatan mental optimum," katanya.

Kesehatan mental tak hanya berarti bebas dari gangguan kejiwaan, tetapi adanya emosi positif, mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan, memiliki hubungan sosial yang baik, juga bebas dari perasaan-perasaan yang negatif.

"Bebas dari kecemasan dan mampu menghadapi tuntutan serta stres kehidupan sehari-hari, itulah orang yang sehat mental," kata Seger.

Upaya meningkatkan literasi kesehatan mental memerlukan kolaborasi dari berbagai pihak, kata Seger. Ia berharap, ke depannya masyarakat bisa terdorong untuk selalu menjaga kesehatan mental selayaknya menjaga kesehatan fisik.

Konseling gratis bisa didapatkan dengan mengunduh aplikasi KALM dan menggunakan kode BRAVE 33-33-33-33.

Baca juga: Tidur bisa membantu proses emosi

Baca juga: Rehat sepekan dari media sosial bisa tingkatkan kesehatan mental

Baca juga: Lima kiat agar tidak suntuk meski tugas menumpuk

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2022