Bogor (ANTARA News) - Menteri Pertanian Suswono mengatakan potensi peternakan kelinci di Indonesia sangat besar, dan mampu mengalahkan China sebagai negara dengan tingkat konsumsi kelinci tertinggi dunia.

Menteri menyebutkan, China dalam satu tahun memotong 6,5 juta ekor kelinci dengan tingkat konsumi 500 gram per kapita per tahun.

"Dengan jumlah penduduk kita saat ini, bila budidaya kelinci ini dikembangkan setiap rumah tangga. Kita bisa menghasilkan 700 gram per kapita pertahun," kata Menteri kepada wartawan saat membuka Bogor Rabbit Festival 2012, di Bogor, Minggu.

Menteri mengakui, saat ini tingkat konsumsi kelinci di Indonesia masih sangat rendah. Tingginya potensi budidaya kelinci mendorong Kementerian Pertanian untuk menargetkan produksi kelinci lebih besar dari china.

Jika budidaya kelinci dikembangkan di setiap rumah tangga, masing-masing 20 ekor saja. Ini bisa memberikan tambahan konsumsi daging kelinci setiap rumah tangga 20 gram.

"Kalau 20 gram per hari per kapita. Jika ini bisa dimasyarakatkan dengan baik. Dengan jumlah pendudukan kita 40 juta, artinya bisa sekitar 120 kilogram. Potensi yang sangat mudah dilakukan dalam skala rumah tangga," ujar Menteri.

Menteri mengatakan, peternakan kelinci memiliki potensi yang sangat besar untuk mendukung perekonomian dan ketahanan pangan nasional.

Apalagi budidaya kelinci ini memiliki bisnis ikutannya seperti idustri kulit, pupuk, dan makanan seperti nuget, sosis dan bakso.

"Pemeliharaan kelinci relatif mudah dan tidak perlu lahan luas, dan bisa dikembangkan oleh siapa pun," katanya.

Selain itu, lanjut menteri, pemeliharaan kelinci dapat dilakukan perorangan. Dan untuk memproduksi dagingnya, hampir sama seperti beternak ayam, dapat dilakukan sendiri, tidak seperti kambing yang butuh orang banyak bila dilakukan penyembelihan.

Tidak hanya itu, pemeliharaan kelinci sangat mudah, karena dia mudah berkembang biak. Kelinci minimal memiliki enam ekor anak dan ia bisa bereproduksi antara 5 hingga 6 kali.

"Ini bisa dilakukan dalam skala rumah tangga. potensi yang luar biasa dalam memenuhi protein hewani bagi masyarakat Indonesia. Apalagi ini dengan relatif mudah seperti ayam potong. karena kebutuhannya, tidak seperti memotong kambing harus sekian orang. Kalau kelinci bisa seorang," kata Menteri.

Menteri menambahkan, potensi tersebut akan terus digalakkan. Selain itu, dari hasil berbagai macam penelitian. Sudah banyak varietas baru yang unggul dan baik.

"Saat ini ada dua jenis kelinci, hias untuk orientasi ekspor, dan kelinci konsumsi. Ini yang akan dikembangkan kedepannya," lanjut Menteri.

Bogor Rabbit Festival 2012 merupakan yang pertama kalinya digelar oleh Himpunan Masyarakat Perkelincian Indonesia (Himakindo).

Kegiatan tersebut diikuti sekitar 150 peserta yang menampilkan lebih kurang lebih 750 ekor kelinci yang berasal dari wilayah Jabodetabek dan wilayah Indonesia lainnya.

Bogor Rabbit Festival 2012" diselenggarakan pada 7 hingga 8 Januari. Menampilkan kelinci-kelinci cantik dan unik milik peternak atau pun penggemar hewan peliharaan tersebut.

(KR-LR)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2012