Jakarta (ANTARA News) - Komite Eksekutif (Exco) PSSI menyatakan sepakat untuk menolak permintaan Kongres Luar Biasa (KLB) yang digulirkan Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia (KPSI).

"Tidak ada alasan untuk menggelar KLB seperti yang diminta. Sebab tidak satu pun pasal dalam Statuta PSSI maupun FIFA yang dilanggar. Termasuk hasil Kongres Bali," tegas Ketum PSSI Djohar Arifin Husin, dikutip dari situs resmi PSSI, Rabu.

Kepastian penolakan tersebut diperoleh dalam sidang Exco PSSI di Hotel Crown Plaza, Jakarta, Selasa malam.

Dari tujuh orang anggota Exco yang melakukan pertemuan, semuanya sepakat untuk menolak permintaan untuk melaksanan KLB.

Menurut Djohar, jika saja organisasi yang ia pimpin melakukan pelanggaran seperti yang dituduhkan, bisa dipastikan AFC maupun FIFA tidak akan tinggal diam. Tapi sebaliknya, karena tidak melakukan pelanggaran, sehingga induk organisasi sepakbola dunia tersebut mendukung upaya PSSI.

"Sesuai statuta, penyelenggara KLB adalah PSSI dengan mendapat persetujuan dari Exco. Jadi tidak benar kalau pihak lain yang menggelar KLB. Harapan kami, semua ini segera diakhiri. Sebab masyarakat sudah muak. Terpenting adalah, bagaimana program bisa berjalan dengan baik," tegasnya.

Terkait dengan hasil verifikasi dari dukungan untuk menggelar KLB yang disampaikan KPSI, Sekjen PSSI Tri Goestoro selaku ketua tim verifikasi menyampaikan, dari 460 berkas yang diterima, hanya 320 berkas yang lolos verifikasi.

"Jumlah ini menciut karena ditemukan ada 11 surat dukungan yang ganda, 80 suara tidak sah karena bukan anggota PSSI, serta adanya 49 tim dari Divisi Satu dan Divisi Dua yang memberikan fakta integritas terkait bantahan atas klaim dari KPSI," beber Tri.

Menurut Tri, sesuai informasi yang ada melalui buku besar yang masih ditulis secara manual, anggota PSSI tercatat 588. Karena itu, dari hasil verifikasi tahap pertama yang dilakukan, bisa dipastikan tidak memenuhi persyaratan untuk menggelar KLB, yakni permintaan 2/3 dari jumlah anggota.

"Verifikasi tahap pertama ini pun belum kami dalami secara detail. Jadi kemungkinan berkurangnya dukungan dari 320 tersebut di atas masih sangat terbuka," katanya.

Editor: Ella Syafputri
COPYRIGHT © ANTARA 2012