Serpong (ANTARA News) - Pemerintah akan membangun 110 stasiun pengisian bahan bakar gas dengan nilai sekitar Rp4 triliun di Jawa pada 2012 untuk mendukung program pembatasan bahan bakar minyak per 1 April 2012.

Wakil Menteri ESDM Widjajono Partowidagdo usai mempromosikan kendaraan dinasnya memakai alat konverter gas di kawasan Serpong, Tangerang Selatan, Banten, mengatakan, sebanyak 19 SPBG di antaranya akan dibangun di Jakarta pada April 2012.

"Pemerintah serius mengembangkan gas transportasi untuk mendukung program pembatasan BBM," katanya.

Menurut dia, program gas transportasi terbagi menjadi dua yakni gas terkompresi (compressed natural gas/CNG) dan gas cair untuk kendaraan (liquid gas for vehicle/LGV).

CNG akan dijual di SPBG-SPBG yang sementara akan dibangun pemerintah melalui dana APBN.

Namun, ke depan, Widjajono berharap, swasta ikut membangun SPBG.

Sedang, penyediaan LGV lebih mudah dan murah, karena bisa dibangun di SPBU yang menjual BBM.

Biaya pembangunan dispenser dan tangki timbun LGV diperkirakan sekitar Rp1,5 miliar.

Sedang, pembangunan SPBG cukup mahal sekitar Rp40 miliar per unit karena mesti dibangun khusus dan terpisah.

Saat ini, sudah terdapat 10 SPBG di Jakarta, Palembang, dan Surabaya.

Sementara, SPBU yang menjual LGV sudah sebanyak 10 di wilayah Jakarta.

Widjajono optimis, bisnis CNG dan LGV bakal meningkat di masa depan, karena memiliki harga yang murah.

"Saat ini, harga keekonomian CNG hanya Rp4.100 per liter setara premium, sementara LGV Rp6.600 atau jauh di bawah pertamax yang di atas Rp8.000 per liter," katanya.

Pada kesempatan itu, mobil dinas Widjajono bernomor polisi B 1720 RFT memakai alat konverter buatan PT Dirgantara Indonesia (DI).

Mobil tersebut dipasang alat konverter di bengkel PT Autogas Indonesia.

Konverter menggunakan tabung berbahan baja komposit yang dibuat PT DI, sementara regulatornya merupakan produk Lovato asal Italia.

Manajer Autogas Indonesia, Hendi Suhendi, mengatakan, harga alat konverter antara Rp12-14 juta per unit.

Kapasitas tangki konverter mampu memuat LGV sebesar 32 liter setara premium.

Alat konverter LGV memiliki tekanan 8-12 bar atau setara dengan tabung elpiji untuk rumah tangga.

Sedang, konverter CNG mempunyai tekanan lebih tinggi hingga 200 bar. ***5*** (T.K007)

Editor: Desy Saputra
COPYRIGHT © ANTARA 2012