Jakarta (ANTARA) - Negara-negara di Uni Eropa menyepakati bahwa perangkat seluler, termasuk ponsel, yang beredar di kawasan tersebut hanya menggunakan satu model pengisian daya dengan kabel USB-C.

"Pada musim gugur 2024, USB Type-C akan menjadi perangkat pengisian daya bersama untuk seluruh perangkat ponsel, tablet dan kamera di Uni Eropa," kata Parlemen Eropa melalui keterangan resmi, dikutip dari Reuters, Rabu.

Pimpinan sektor industri Uni Eropa, Thierry Breton, menyatakan kebijakan ini bisa membantu konsumen berhemat sekitar 250 juta euro, atau sekitar Rp3,9 triliun.

"Ini juga akan mengizinkan teknologi baru, seperti pengisian daya nirkabel, untuk berkembang dan matang tanpa menjadikan inovasi sebagai penyekat pasar dan sumber ketidaknyamanan konsumen," kata Breton.

Produsen diberikan waktu selama 40 bulan untuk mematuhi aturan ini.

Dengan aturan ini, Apple harus menggunakan kabel USB-C untuk laptop. Perusahaan asal Cupertino ini belum berkomentar atas kebijakan ini.

Beberapa waktu lalu, mereka khawatir aturan satu charger ini akan mengganggu inovasi dan menyebabkan sampah elektronik semakin banyak.

Apple, menurut Bloomberg, sedang merancang iPhone dengan kabel USB-C, namun, baru bisa meluncur tahun depan.

Sementara untuk MacBook Air M2 yang baru meluncur, Apple menyediakan "charger" yang memiliki port USB-C.

Perangkat Android pada umumnya sudah menggunakan kabel USB-C untuk mengisi daya. Kebijakan charger USB-C di Uni Eropa juga berlaku untuk earbuds, e-readers dan perangkat periferal komputer.

Baca juga: Eropa akan wajibkan "charger" ponsel USB-C

Baca juga: Sederet fitur dan charger baru di MacBook chip M2

Baca juga: Samsung dan Apple didenda karena jual ponsel tanpa "charger"

Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Alviansyah Pasaribu
COPYRIGHT © ANTARA 2022