Bojonegoro (ANTARA News) - Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, Jatim, Agus Bachtiar, meminta pemkab daerah hilir Jatim, meningkatkan kewaspadaan menghadapi banjir Bengawan Solo.

"Air Bengawan Solo di daerah hilir Jatim, melambat masuk ke laut, sebab air laut pasang, " katanya, Sabtu.

Menurut dia, debit air Bengawan Solo di daerah hilir yang dibuang melalui Sudetan Plangwot-Sedayu Lawas, di Lamongan, sejak sehari yang lalu sudah melambat, bahkan air laut, mulai masuk ke sudetan sepanjang 13,4 kilometer itu. Akibatnya, luapan air mulai meluber dan merendam kawasan di sejumlah desa di Kecamatan di Kecamatan Karangbinangun dan Kalitengah, Lamongan.

"Kami masih meminta petugas mengecek, sejauh mana dampak dari luberan air dari sudetan, " katanya, mengungkapkan.

Ia menjelaskan, dengan pasangnya air laut tersebut, cukup rawan. Sebab, Bengawan Solo di daerah hilir, airnya mulai meluap dan masuk siaga III (merah) dengan ketinggian air di Babat, Lamongan mencapai 7,50 meter pukul 06.00 WIB dan Plangwot, Lamongan 5,23 meter pukul 06.00 WIB.

Sedangkan di Karanggeneng, Lamongan dalam waktu yang sama 3,93 meter (siaga II) dan di Kuro, Lamongan 1,65 meter (siaga II). "Kalau sewaktu-waktu ada banjir dari daerah hulu, Jateng, dampaknya banjir daerah hilir Jatim, akan semakin parah, " katanya.

Berdasarkan ke laporan yang diterima, ketinggian air di Waduk Gajahmungkur, Wonogiri, Jateng, mencapai 132, 42 meter, Sabtu pukul 06.00 WIB. Menurut dia, ketinggian air di Waduk Gajahmungkur, masuk siaga banjir, kalau ketinggiannya mencapai 135,30 meter.

Namun, menurut dia, kondisi Bengawan Solo di Jurug, Solo, Jateng, juga di Ndungus, Ngawi, masih dibawah siaga banjir. Sementara itu, di Karangnongko, Kecamatan Ngraho, sekitar 70 kilometer ke arah hulu dari Bojonegoro, ketinggiannya mencapai 25,35 meter pukul 06.00 WIB dan di Bojonegoro 14,13 meter (siaga II) pukul 08.00 WIB.

"Kami terus melakukan pemantauan secara intensif kondisi perkembangan air Bengawan Solo, mulai hulu Jateng hingga daerah hilir Jatim," katanya, menjelaskan.

Daerah hilir Jatim, yang dilalui sungai terpanjang di Jawa dan selalu dilanda banjir di musim hujan, mulai Bojonegoro, Tuban, Lamongan dan Gresik.

Di Bojonegoro, sedikitnya 1.333 hektare tanaman padi dengan usia berkisar 30-45 hari di sejumlah desa di Kecamatan Baureno, Balen, Kanor dan Trucuk, mulai terendam air banjir luapan Bengawan Solo. Selain merendam tanaman padi, banjir juga mulai merendam pemukiman warga dan jalanan desa di wilayah setempat.

(KR-SAS/Y008) 

Editor: Ella Syafputri
COPYRIGHT © ANTARA 2012