Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Umum Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI) Sultan Salladdin mengatakan, Wakil Presiden Jusuf Kalla sampai saat ini dinilai masih belum mendukung tumbuh-kembangnya dunia perfilman di Indonesia. "Wapres sampai saat ini belum mendukung," kata Sekum PARFI Sultan Salladdin kepada wartawan usai bertemu Wapres Jusuf Kalla, di Jakarta, Senin petang. Menurut Sultan, hal itu terjadi karena Wakil Presiden terlihat kurang mengerti dunia perfilman nasional. Padahal tambah Sultan, dunia perfilman Indonesia saat ini sangat membutuhkan dukungan investasi guna membangkitkan kembali film nasional. "Beliau, Wapes tidak begitu mengerti, tidak begitu tertarik untuk masuk, padahal dunia perfilman itu dunia bisnis dan beliau adalah pengusaha," kata Sultan. Sultan menambahkan pada saat masih menjabat sebagai Menko Kesra, ia telah mengajukan proposal untuk pembuatan film tokoh nasional Syekh Burhanuddin (Tokoh Sumbar) namun ternyata hingga kini tidak jelas juga kelanjutannya. Menurut Sultan, dunia perfilman nasional saat ini membutuhkan investasi (modal) guna mendukung bangkitnya kembali era film di negeri sendiri. Sultan menyayangkan sikap Wakil Presiden yang dinilainya masih belum mendukung tumbuh kembangnya dunia perfilman nasional. Dalam pertemuan dengan Wapres tersebut, tambah Sultan, PARFI juga menawarkan investasi di dunia film kepada Wapres, namun ternyata hanya dijawab dengan tertawa oleh Wapres. "Ya....beliau tertawa saja," kata Sultan. Dalam penjelasannya Sultan mengungkapkan bahwa dunia perfilman nasional saat ini dikuasi oleh orang-orang yang dinilainya tidak mengetahui akar budaya bangsa. Dengan demikian maka film maupun film televisi yang ada jauh dari akar budaya bangsa Indonesia yang ada. "Padahal perfilman nasional dulunya adalah pejuang," kata Sultan. Kedatangan pengurus PARFI kepada Wapres tersebut dalam rangka melaporkan rencana Kongres PARFI ke XIII yang akan dilaksanakan pada 21 s/d 23 April 2006. Dalam kongres tersebut, diharapkan menjadi tonggak bangkitnya kembali dunia perfilman Indonesia. Sementara mengenai berkembangnya pro dan kontra masalah RUU Anti Pornografi dan Pornoaksi, PARFI secara tegas menyatakan mendukung upaya dan rencana pemerintah untuk membuat RUU APP tersebut. PARFI, tambah Sultan menolak tegas aksi-aksi pornografi dalam dunia perfilman maupun televisai nasional karena dinilainya akan sangat berbahaya terhadap kelangsungan moral generasi muda dan bangsa. Ketika ditanyakan adanya beberapa artis maupun seniman yang menolak RUU APP, Sultan dengan tegas justru mempertanyakannya. "Siapa artis itu? siapa seniman itu?. Kalau mereka tidak mau yaa...jangan berada di Indonesia dong. Kita ingin membangun bangsa yang lebih berbudaya," kata Sultan dengan nada tinggi.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006