... Buktinya, Komisi I DPR membentuk tim kecil yang akan berangkat ke Belanda untuk meninjau dan memastikan kelengkapan tank Leopard itu...
Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi I DPR, Nurhayati Assegaf, membantah sinyalemen bahwa DPR tidak setuju tentang rencana pembelian 100 tank utama 2A6 Leopard dari Angkatan Darat Kerajaan Belanda. Pembelian 100 tank berbobot 62 ton itu didedikasikan juga bagi martabat dan harga diri bangsa.
"Itu hanya miskomunikasi
saja, dan tidak ada yang perlu diperdebatkan lagi. Buktinya, Komisi I
DPR membentuk tim kecil yang akan berangkat ke Belanda untuk meninjau
dan memastikan kelengkapan tank Leopard itu," katanya, di Jakarta, Selasa.
Secara politik, katanya, kalau
pemerintah didampingi legislatif akan memberi penguatan bahwa
pemerintah Indonesia mendapat dukungan dari parlemennya. Tank Leopard merupakan salah tank tercanggih dan
modern dengan jarak tembak yang cukup.
Dalam daftar tank utama dunia, yang dianggap sekelas dengan Leopard adalah T-90 alias T-72BU dari Rusia, yang dikopi mentah-mentah oleh China menjadi Type 99, Merkava Mark IV dari Israel, FV4034 Challenger dari Inggris, dan AMX-56 Lecrec dari Perancis.
"TNI berfungsi menjaga keamanan. Kalau alutsista kita memadai,
maka harkat dan martabat bangsa meningkat dan kita disegani.
Bagaimanapun keamanan itu penting," katanya.
Kalau arsenal militer Indonesia di bawah
negara-negara lain, maka kepercayaan diri bangsa akan turun dan masyarakat
akan merasakan dampaknya. DPR ingin agar harkat dan martabat bangsa
naik melalui persenjataan.
Selain itu, kata politisi Partai Demokrat itu, pengadaan tank Leopard
juga untuk kepentingan nasional dalam rangka menjaga wilayah Indonesia.
"Pembelian
itu juga untuk kepentingan nasional kita. Tantangan ke depan dengan
globalisasi dan kita punya daerah-daerah yang luas. Tank ini bisa ditaruh sesuai dengan
wilayah kita," katanya.
Tak hanya itu saja, tambah anggota DPR dari Daerah Pemilihan
Malang Raya itu, pembelian tank Leopard adalah dalam rangka untuk
meningkatkan kemampuan dan pengetahuan prajurit TNI.
"Kalau kita tidak pernah
membeli persenjataan dari negara lain, tentu TNI tidak akan tahu dan
tidak bisa mencontoh dan mengembangkan prototipe persenjataan negara
lain," katanya. (zul)