Bangkok (ANTARA News) - Perdana menteri Thailand pada Kamis membela menteri yang diangkatnya, yang diduga AS terlibat hubungan bisnis dengan Presiden Zimbabwe Robert Mugabe.

Nalinee Taveesin, yang ditunjuk sebagai menteri pada kantor perdana menteri pekan ini, aset-asetnya dibekukan oleh Amerika Serikat pada 2008 atas tuduhan menjadi "kroni" penyedia dukungan keuangan dan logistik kepada Presiden Mugabe.

Perdana Menteri Yingluck Shinawatra bersikeras kepada wartawan bahwa penunjukan Nalinee adalah "sesuai dengan konstitusi".

Nalinee digambarkan oleh Departemen Keuangan AS pada November 2008 sebagai pengusaha yang memfasilitasi sejumlah keuangan, real estate, dan transaksi permata terkait dengan Grace istri Mugabe.

"Ironisnya, Nalinee Taveesin telah berpartisipasi dalam sejumlah prakarsa tantangan-tantangan korupsi dan pertumbuhan di Afrika dan Asia Tenggara, sementara itu diam-diam mendukung praktek-praktek kleptokratis dari salah satu rezim Afrika yang paling korup," demikian pernyataan Departemen Keuangan AS mengatakan pada saat itu.

Tindakan itu menyebabkan pembekuan aset-aset Nalinee di dalam yurisdiksi Amerika Serikat dan larangan bertransaksi keuangan atau komersial dengan warga AS.

Nalinee, sebelumnya seorang wakil perdagangan Thailand, mengatakan kepada harian Bangkok Post bahwa ia telah mengenal Mugabe selama lebih dari satu dekade, tetapi membantah dia pernah punya hubungan bisnis dengan mereka.

"Saya belum pernah melakukan perdagangan batu permata," katanya seperti dikutip oleh surat kabar itu.

"Saya tidak pernah membawa berlian di untuk dijual. Saya berteman dengan presiden banyak negara. Ini (adalah) satu kasus bersalah tanggapan."
(H-AK/B002) 

Editor: Desy Saputra
COPYRIGHT © ANTARA 2012