Kupang (ANTARA News) - Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Anas Urbaningrum menegaskan pentingnya tradisi pluralisme di Indonesia.

"Bahwa kita adalah bangsa yang majemuk, bangsa yang beraneka ragam latar belakang tetapi kita semua diikat oleh suatu kesamaan cita-cita," kata Anas Urbaningrum pada perayaan Natal Nasional Partai Demokrat, di Kupang, Kamis malam.

Menurut dia, Indonesia adalah bangsa yang pluralislitas. "Perbedaan inilah yang harus diolah, bukan saja menjadi kesadaran bahwa kita berbeda-beda tetapi juga sekaligus kesadaran bahwa perbedaan bukan masalah tetapi rahmat dan potensi untuk bekerja sama dan bersinergi dalam suatu ikatan kebangsaan yang kuat," katanya.

Salah satu sisi yang penting dari pluralisme ini adalah kebebasan beragama dan kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya masing-masing," kata Anas yang didampingi Sekretaris Jenderal Edhie  Baskoro Yudhoyono.

Hal ini bukan saja dijamin oleh konstitusi negara ini tetapi masyarakat bangsa ini harus mengiktiarkan dengan sungguh-sungguh agar betul-betul bisa terwujud di bumi pertiwi, bumi Indonesia, kata Anas Urbaningrum.

Dia juga menegaskan, tidak boleh ada ketakutan di dalam menjalankan agama dan menjalankan ibadah menurut agamanya masing-masing. Tidak boleh ada ancaman kekerasan terhadap pelaksanaan ibadah agama dan ajaran apapun di Indonesia.

"Itu komitmen Partai Demokrat, itu komitmen ke Indonesiaan kita dan Indonesia sebagai negara bangsa yang model dan harus diiktiarkan secara bersama-sama," katanya.

Jikalau komitmen ini bisa diihktiarkan dan terwujud, maka yakinlah bahwa Indonesia punya landasan yang makin kokoh untuk bergerak menjadi bangsa besar yang maju dan bermartabat.

Karena itulah, saat ini dan ke depan, komitmen-komitmen seperti ini, betul ditunaikan dengan baik dalam pergaulan kehidupan kebangsaan kita yang majemuk.

Dengan demikian, bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang utuh dan bersatu dalam kemajemukan dan kita bisa menerjemahkan salah satu dari pilar kebangsaan ini yakni Bineka Tunggal Ika.
(T.B017/Z002)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2012