Banjarmasin (ANTARA News) - Penyakit flu burung masuk wilayah Kalimantan Selatan sejak tiga bulan lalu, tetapi pihak Dinas Peternakan (Disnak) setempat sudah melakukan tindakan agar penyakit tersebut tidak meluas.

"Petugas lapangan Disnak terus melakukan pemantauan. Bila ada menemukan ternak unggas yang terkena flu burung, maka segera dilakukan pemusnahan di tempat itu juga, yaitu dengan cara dibakar," kata Kepala Disnak Kalsel, Ir Maskamian Anjam,di Banjarmasin, Kamis.

Ia menerangkan, pemusnahan di tempat kejadian serangan flu burung itu guna menghindari menjalarnya virus yang membawa kematian terhadap ternak unggas tersebut, seperti melalui bulunya yang beterbangan dan kotoran yang berceceran.

Seperti kejadian di Kota Banjarbaru dan Kabupaten Kotabaru, menyebabkan ribuan ekor ternak ayam terserang flu burung, langsung dimusnahkan di tempat itu juga.

Ketika ditanya mengenai kenaikan harga daging ayam di pasaran Kalsel, seperti di Banjarmasin, dia menyangkal, kalau hal itu terjadi lantaran kekurangan persediaan.

"Kalau melihat tingkat produksi daging ayam di Kalsel, pada dasarnya dapat untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Tapi yang menjadi masalah, produksi ayam Kalsel juga pasarannya sampai provinsi tetangga yaitu Kalimantan Tengah," katanya.

Situasi pasar daging/ternak ayam pedaging yang sampai ke provinsi tetangga itu tak bisa dipungkiri, sehingga tak jarang pasaran di Kalsel seakan kekurang ayam potong, lanjutnya.

"Padahal produksi ayam Kalsel per hari berkisar antara 400.000 - 600.000 ekor. Tingkat produksi tersebut sebenarnya sudah bisa memenuhi kebutuhan daging ayam daerah sendiri," demikian Maskamian Anjam. (SHN/H005)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2012