Beijing (ANTARA News) - Polisi menembaki para warga Tibet yang memprotes penekanan agama di China, Senin, menewaskan setidaknya seorang dan mencederai lebih 30 lainnya, kata para biarawan lokal dan kelompok-kelompok hak asasi manusia.

Kantor berita Xinhua, yang mengutip satu pernyataan pemerintah lokal mengonfirmasikan seorang pemrotes tewas di daerah Luhuo (Dragko atau Naga di Tibet), provinsi Sichuan dalam satu bentrokan dengan polisi, tetapi tidak menyebutkan tentang penembakan.

Unjuk rasa pada hari pertama Tahun Baru China terjadi pada saat tegang di daerah-daerah Tibet yang dikuasai China, di mana 16 orang membakar diri mereka dalam kurang dari setahun-- termasuk empat orang dalam bulan ini saja.

Menurut tiga biarawan di Biara Drakgo-- salah satu dari biara-biara terbesar di daerah itu -- ribuan orang bergerak ke kantor polisi lokal, Senin pagi menyerukan kebebasan menjalankan agama dan memprotes korupsi di pemerintah lokal.

"Sekitar pukul 14:00 waktu setempat, polisi menembaki massa dari jendela-jendela. Seorang tewas dan 32 lainnya cedera, dan massa bubar sekitar tiga jam kemudian," kata para biarawan, yang tidak disebut namanya kepada AFP.

Mereka saling menelpon menggunakan bahasa Mandarin untuk menceritakan peristiwa itu.

Kelompok-kelompok hak asasi manusia melakukan kontak-kontak di daerah itu dan pemerintah Tibet di pengasingan juga mengonfirmsikan insiden itu.

Radio Free Asia (RFA), yang mengutip sumber-sumber Tibet di wilayah itu dan di pengasingan, termasuk pemerintah Tibet, mengatakan jumlah korban mungkin mencapai enam orang.

RFA mengutip majalah berita Tibet Express yang berpusat di Dharamsala, India yang mengonfirmasikan "setidaknya enam orang" tewas.

Xinhua memiliki satu versi berbeda mengenai insiden itu, dengan mengatakan puluhan orang berkumpul dekat satu terminal bus di Luhuo setelah seorang memasang poster-poster yang menyatakan seorang biarawan akan membakar dirinya di sana.

"Protes tu berubah menjadi kerusuhan sekitar pukul 14:00, saat massa mulai menyerang kantor polisi dengan menggunakan kayu dan batu," katanya.

"Seorang pemrotes tewas dalam bentrokan berikutnya dengan polisi, yang juga mencederai lima personil polisi, tambahnya.

Polisi dan komite Partai Komunis lokal di Luhuo mengatakan mereka tidak tahu tentang insiden itu ketika dihubungi AFP.

Tibet Bebas yang berpangkalan di London dan Kampanye Internasional untuk Tibet (ICT) yang berpusat AS mengatakan para warga Tibet dari daerah-daerah terdekat berkumpul dekat Biara Dragko, Senin untuk ikut berunjuk rasa.

Selain pengekangan agama, banyak warga Tibet di China mengeluhkan bahwa kebudayaan mereka diabaikan oleh arus masuk etnik Han yang mayoritas di daerah tempat mereka tinggal.

Beijing membantah bahwa pihaknya menggunakan cara-cara menekan terhadap para warga Tibet, dan menegaskan mereka dapat dengan leluasa menjalankan ajaran agama mereka.

Stephanie Brigden,ketua Tibet Bebas, menyerukan masyarakat internasional mengecam insiden itu.

"Ini adalah terbesar dalam penembakan terhadap para warga Tibet sejak tahun 2008 dan unjuk-unjuk rasa itu memperdalam krisis di Tibet," katanya.

Lhssa, ibu kota daerah otonomi Tibet yang tetangga Sichuan,dilanda kerusuhan menentang kekuasaan China Maret 2008, dan aksi itu kemudian meluas ke daerah-daerah yang berpenduduk Tibet.

Sejak itu,pihak berwenang meningkatkan keamanan di daerah-daerah ini dan situasi tetap tegang, demikian AFP melaporkan.

(SYS/H-RN/H-AK)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2012