Barcelona (ANTARA News) - Gol ajaib dari Ronaldinho membantu Barcelona meraih hasil seri 1-1 dengan Chelsea pada Selasa (Rabu dinihari) dan melaju ke perempatfinal Liga Champions sekaligus membalas dendam mereka saat disingkirkan tim asal Inggris itu setahun lalu. Pemain Terbaik Dunia Tahun Ini tersebut berbuat sesuai dengan kualitasnya saat ia memperdaya tiga pertahanan Chelsea di tepi area penalti dan menembakkan tendangan rendah melewati penjaga gawang Petr Cech 12 menit menjelang usai. Chelsea diberi sedikit harapan saat Frank Lampard mencetak gol melalui tendangan penalti setelah terjadi pelanggaran terhadap John Terry, tetapi pertandingan segera berakhir setelah memberi Barca kemenangan agregat 3-2. Barca, yang disingkirkan oleh Chelsea melalui dua pertandingan yang sengit pada babak yang sama musim lalu, berperan sepanjang pertandingan, menghindarkan lawannya dari bola dan memberi tim Jose Mourinho keunggulan dalam menguasai pertandingan. Namun, terdapat beberapa letupan, yang diperkirakan memberi kontroversi mengingat karakteristik tiga pertemuan sebelumnya antara kedua tim sepanjang dua tahun terakhir. Sebaliknya, ini merupakan sebuah taktik permainan yang lambat panas dan meskipun tensinya tetap tinggi, Chelsea tampil mengecewakan untuk sebuah tim yang masih mempunyai harapan di Eropa. Bagi Barca kemenangan tersebut menempatkan mereka di delapan besar untuk pertamakali sejak 2003 dan penampilan mereka akan memberi harapan nyata bahwa mereka akhirnya bisa memenangi Piala Eropa kedua kalinya. "Mengalahkan sebuah tim dengan pelatih hebat selalu membuatnya sangat senang," kata Ronaldinho pada televisi Spanyol Canal Plus. "Tidak ada yang lebih baik dibanding memenangi pertandingan seperti yang satu ini. Balas dendam tidak ada dalam pikiran kami," katanya. Mourinho yang masih menentang kekalahan tersebut mengatakan, "Kami melawan mereka dalam empat pertandingan selama dua musim dan kami 11 lawan 11 mereka tidak pernah mengalahkan kami, itu realitasnya." "Tersingkir adalah soal dua pertandingan dan kami kalah pada pertandingan pertama 2-1 (saat kami dalam keadaan) minimum, aneh," katanya pada Sky Sports. Mourinho menjelaskan pertandingan pertama di Stamford Bridge dua pekan lalu ketika pemain belakang Chelsea Asier del Horno dikeluarkan karena melakukan pelanggaran pada Lionel Messi dengan masih tersisa waktu lebih dari 50 menit, keputusan yang dikritik pelatih asal Portugal tersebut. Seperti anak panah Messi tampil dengan keterampilan hebat yang memperjelas penampilannya di London ketika ia beberapa kali berlari seperti anak panah menuju wilayah Chelsea, tetapi pemain tengah belakang Terry dan Ricardo Carvalho berdiri tegak menghadang pemain muda Argentina tersebut. Didier Drogba dengan susah payah berhasil menguji kiper Barca Victor Valdes saat ia menyundul tendangan bebas Lampard pada menit ke-18, tetapi sebaliknya pemain-pemain asal London tersebut harus kehilangan bola. Barca mengalami kemunduran yang tidak diinginkan pada pertengahan babak tersebut ketika Messi harus meninggalkan lapangan karena cedera otot. Namun, tim Catalan tersebut menciptakan peluang tetap mengendalikan pertandingan ketika Henrik Larsson dimasukkan ke dalam posisi formasi tiga orang penyerang. Mourinho akhirnya menunjukkan perannya ketika ia memasukkan Hernan Crespo dan Eidur Gudjohnsen di tempat Drogba dan Damien Duff. Spekulasi tersebut hampir membuahkan hasil beberapa menit kemudian ketika Crespo melakukan tembakan yang melebar dari gawang setelah Joe Cole dengan lincah menyodokkan sebuah umpan silang dari kanan. Tetapi Barca-lah yang meningkatkan kecepatan dan memimpin lebih dulu serta striker Samuel Eto`o hampir menggandakan perolehan angka Barca ketika tembakannya membentur gawang dengan tendangan sudut pada menit-menit terakhir. Satu-satunya noda dalam kemenangan Barca tersebut terjadi saat kapten Carles Puyol mendapat peringatan sehingga ia akan kehilangan pertandingan pertama pada perempatfinal karena pelanggaran yang tidak perlu terjadi pada Gudjohnsen, Reuters melaporkan.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006