Jakarta (ANTARA) - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengharapkan pasar Indonesia yang didominasi oleh anak muda jangan sampai diserbu produk dari luar karena pelaku usaha tak mempunyai kemampuan untuk penetrasi pasar dalam negeri, misalnya terkait segmen gaya hidup (lifestyle).

“Saya kira soal kosmetik, fesyen, dan kuliner sudah kuat. Paling tidak di dalam negeri,” ucap Menkop di Plaza Indonesia, Jakarta, Kamis.

Saat masih bekerja menjadi Kepala Staf Kepresidenan, pihaknya melakukan survei kepada anak-anak muda.

Dia menemukan anak-anak muda dari kalangan generasi Z lebih cerdik dibandingkan generasi sebelumnya yang cenderung bergaya hidup dengan mengeluarkan nominal cukup besar, seperti meminum kopi di tempat mahal.

“Di survei terakhir, anak-anak muda ingin tetap naik kelas, konsumsi dan lifestyle mereka tetap kekinian, tetapi mereka bukan mencari brand yang mahal, tapi cari brand yang unik yang kemudian mereka menarasikan sendiri apa yang mereka konsumsi atau apa yang mereka beli di platform-platform seperti Instagram,” ungkap dia.

Misalnya, terdapat pelaku usaha sepatu yang hanya menjual produknya di musim hujan atau musim kemarau.

"Begitu pembelinya sudah mengular, malah ditutup. Kan unik, itu yang makin dicari,” ujar Teten.

Lebih lanjut, Menkop mengingatkan pelaku usaha untuk memanfaatkan teknologi digital yang berkembang pesat. Melalui sarana tersebut, berbagai jenama dari belahan dunia dapat melalukan penetrasi produk-produknya sehingga digunakan oleh masyarakat global.

“Ini harus diantisipasi betul dengan pelaku bisnis dalam negeri yang harus bisa menjadi penetrasi paling kuat di dunia. Para pelaku bisnis harus memiliki kesepahaman dengan pemerintah bahwa kita perlu memperkuat produk dalam negeri,” katanya.


Baca juga: Teten ajak para petani berkoperasi agar peroleh nilai tambah
Baca juga: Menkop dan UKM bagikan 1.000 NIB bagi UMKM di Deli Serdang
Baca juga: Teten sebut strategi "predatory pricing" bikin UMKM tak bisa bersaing

 

Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Faisal Yunianto
COPYRIGHT © ANTARA 2022