Bandung (ANTARA News) - Sebanyak 12 jenazah penggali pasir korban longsor di kawasan perbukitan Ciames, Kampung Sindang Mekar, Desa Gunung Masigit, Kecamatan Padalarang, Kota Cimahi, Rabu siang sekira pukul 12.00 WIB dimakamkan di tiga tempat terpisah yang tidak jauh dari lokasi penambangan galian C liar tersebut. Ketiga lokasi tempat pemakaman ke 12 warga korban longsor tersebut, yakni di Desa Citatah, dan dua lokasi di Desa Gunung Masigit. Pemakaman belasan korban pasir longsor diiringi isak tangis warga kedua kampung tersebut. Asep (35), salah seorang penggali pasir yang selamat, mengaku kehilangan empat kakak dan seorang keponakannya, yakni Mistara (48), Kosim (45), Rahmat (50), dan Jumyati (38). Sementara itu, Deden (25), keponakannya yang baru ikut menggali pasir pada hari itu turut tewas tertimbun. "Kelima keluarga saya itu dimakamkan secara berdampingan di pemakaman umum di kawasan Gunung Masigit," katanya sambil tersedu-sedu dan berlinang air mata. Sedangkan, tujuh korban lainnya, Jaji (40), Tata Ami (39), Mamat Yani (38), Itang Komanda (41), Tata (35), Warya (43) dan Mamat Iyah (30) dimakamkan di dua lokasi berbeda di kawasan Citatah, Cipatat, Padalarang. Mamat Iyah yang ditemukan pada Rabu pagi sekira pukul 07.00 WIB, turut dimakamkan bersama dengan korban lainnya. Peristiwa longsornya bukit pasing Angkrong yang menimbun hidup-hidup 12 penggali pasir dan melukai sembilan orang lainnya itu terjadi pada Selasa (7/3) siang sekira pukul 13.30 WIB. Peristiwa itu merupakan yang kesekian kalinya, namun kali ini menelan korban mencapai belasan orang. Hingga Rabu siang, para penggali yang biasanya ramai melakukan aktivitas di kawasan itu tidak ada yang nampak. Apalagi, pita kuning bertulisan Garis Polisi membentang di kawasan penambangan pasir setinggi 75 meter tersebut. Luas areal penambangan pasir itu sekitar satu kilometer persegi itu terleltak diperbukitan Gunung Masigit yang berjarak sekitar 40 kilometer arah barat Kota Bandung. Untuk menempuh lokasi tersebut, seseorang memerlukan waktu sekitar satu jam melalui jalan berbatu dan berdebu. Kawasan Gunung Masigit tersebut memiliki puluhan titik lokasi penambangan pasir galian C yang sebagian berijin dan sebagian lagi liar. Para penambang tradisional biasanya menggali pasir dengan kemiringan tegak lurus hampir sekitar 90 derajat, sehingga rawan longsor. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2006