Dubai (ANTARA News) - Seorang ulama Saudi yang menghabiskan waktunya bertahun-tahun dengan anggota kelompok jihad Islam di Afghanistan mengatakan, ia sangat mengetahui Osama bin Laden yang memimpin Al-Qaeda tidak akan pernah menyerah. "Ia tidak akan pernah menyerah, karena ia mencari mati syahid dan menginginkan mati dengan cara itu," kata Musa al-Qorni dalam wawancara dengan surat kabar pan-Arab milik Saudi, Al-Hayat. Menurut Qorni, ia yakin bin Laden, yang dituduh selaku otak serangan 11 September 2001 terhadap Amerika Serikat (AS), saat ini mempengaruhi "kelompok jihad Mesir" pimpinan orang kedua Al-Qaeda Ayman al-Zawahiri dan bertindak berdasarkan rencana kelompok tersebut. Qorni mengatakan ia dan beberapa orang lainnya berusaha meyakinkan Laden ketika ia berada di Sudan pada pertengahan 1990-an untuk kembali ke Saudi dan "memimpin kehidupan yang normal", namun bin Laden, pria kelahiran Saudi itu, mencemooh mereka dan kembali ke Afghanistan. Presiden AS, George W. Bush, selama lawatan pertamanya ke Afghanistan 1 Maret 2006 mengemukakan keyakinannya bahwa Osama bin Laden akan diseret ke pengadilan. Bin Laden, yang dilindungi oleh rejim Taliban di Afghanistan, yang jatuh akibat invasi pimpinan AS pada akhir 2001, diyakini pihak koalisi pimpinan AS bersembunyi di sepanjang perbatasan antara Afghanistan dan Pakistan. Pasukan koalisi pimpinan AS beranggotakan sekitar 20.000 personel yang digelar di selatan dan timur Afghanitan dan 80.000 tentara Pakistan yang ditempatkan di sisi lain perbatasan itu kini memburu anggota kelompok Taliban dan Al-Qaeda, termasuk bin Laden dan pemimpin Taliban Mullah Omar. Qorni, yang wawancaranya dengan Al-Hayata akan disiarkan secara berseri selama tiga hari, mengatakan bahwa dirinya menuju kota Peshawar, Pakistan, tahun 1980-an untuk bertindak sebagai mentor kelompok jihad Arab yang digelar di wilayah itu lewat dukungan AS, Arab Saudi dan Pakistan untuk menghadapi pendudukan Soviet di negara tetangga Afghanistan itu. Qorni mengatakan, ia dan empat ulama lainnya mengajar di Universitas Dawa dan Universitas Jihad yang didirikan di desa hijra untuk para petempur Arab dekat Peshawar namun peranannya tetap di front, tempat ia mengajar kelompok jihad tentang cara hidup dan bertempur sesuai dengan hukum Islam. Qorni juga kadang-kadang bertempur bersama kelompok jihad. "Saya tahu banyak anak muda yang sebelum maju ke medan perang dan dalam beberapa kasus mereka tewas, dan kami berdoa kepada Allah SWT agar mereka mati dalam syahid," kata Qorni (52), yang kini menjadi konsultan hukum Islam di Arab Saudi. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2006