Jakarta (ANTARA) -
Berliku jalan yang dilalui warga Kota Semarang ini dalam mencapai karir puncaknya dalam kejuaraan balap sepeda untuk kategori downhill di ajang SEA Games dan Asian Games.

Tiara pernah bekerja sebagai satpam sebuah perusahaan di Kota Semarang, sebelum dirinya mendapat panggilan untuk mengikuti training camp (TC) persiapan Asian Games di Malang, Jawa Timur.

"Saat itu sudah teken kontrak kerja tiga bulan. Kerja sudah berjalan dua bulan, kemudian diminta untuk ikut training camp. Saat itu kan tidak pernah latihan, tetapi sama orang tua diminta mencoba dan akhirnya berangkat ke Malang," cerita anak ketiga dari lima bersaudara ini.


Baca juga: Tim Downhill Indonesia berlatih di lereng Gunung Merapi

Selanjutnya: Awalnya bermimpi jadi atlet bulu tangkis

Mimpi yang tinggi

Kecintaan Tiara Andini pada dunia olahraga tidak serta merta tertambat di sepeda.

Awalnya Tiara memilih olahraga bulu tangkis. Sosok idolanya yakni atlet bulu tangkis ganda putra Indonesia yang juga asal Semarang, Almarhum Rian Sukmawan, telah menginspirasi dirinya. .

Kesuksesan Rian Sukmawan saat itu, menjadikan Tiara yang masih duduk di bangku SD bermimpi menjadi atlet bulu tangkis. Berbagai kegiatan latihan dia tekuni, tetapi itu hanya berlangsung setahun setelah tempat ia biasa berlatih pindah.

Menginjak bangku SMP, Tiara yang memiliki darah olahragawan dari kedua orang tuanya yang sama-sama pemain bola Voli, memilih ekstrakurikuler olahraga dan dia dipilih mewakili sekolah untuk ikut dalam Pekan Olahraga Daerah serta Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) cabang Tolak Peluru.

Tiara menceritakan dirinya mulai masuk dunia balap sepeda saat SMA dengan menjajal roodbike dan BMX, hingga masuk ke Downhill untuk usia pemula dan akhirnya bisa masuk ke kelas prestasi atau elite.

Downhill merupakan bagian dari cabang olahraga bersepeda yang dilakukan dengan menuruni bukit.


Baca juga: Atlet downhill putri Tiara Andini raih emas SEA Games Vietnam
Baca juga: Andy dan Tiara tercepat pada kualifikasi downhill SEA Games Vietnam


Selanjutnya: Mimpi yang terwujud
 

Mimpi yang terwujud

Keinginan kuat dari Tiara untuk mewujudkan mimpinya pun berbuah manis dengan berturut-turut membawa harum nama Indonesia.

Di tahun 2016 Tiara berhasil menjadi juara pertama dalam Women Elite Over All Series Indonesia DH. Tahun 2017 meraih juara pertama dalam Women Elite Over All Series Indonesa DH; juara ketiga dalam Women Elite Asia Championship Xuancheng, China. Tahun 2018 meraih juara ketiga pada Women Elite Asia Championship Cebu, Filipina; dan juara pertama dalam Women Elite Asian Games XVIII Jakarta (Palembang).

Prestasi Tiara terus diukir. Pada tahun 2019 ia meraih juara pertama dalam Women Asia Mountain Bike Kuching Malaysia; juara pertama pada Women Elite Over All Series; juara kedua pada SEA Games 30th Philippines.

Tahun 2020, bertepatan dengan tingginya kasus COVID-19 tidak ada kejuaraan. Pada tahun 2021 Tiara berhasil menjadi juara kedua dalam Women Elite National Championship, Garut, Jawa Barat.

Di tahun 2022, Tiara pun kembali meraih emas setelah menjadi juara pertama dalam kejuaraan Women SEA Games ke-31 di Vietnam dan dari pencapaian-pencapaian tersebut merupakan puncak tertinggi dalam kejuaraan yang ada.

Tiara mengaku telah berhasil mencapai titik tertinggi pencapaian dengan meraih emas pada SEa Games dan Asian Games. Tidak adanya level di atasnya selain SEA Games dan Asian Games, menjadikan Tiara bersiap "menggantungkan helm" dari dunia sepeda.

"SEA Games dan Asian Games adalah paling tertinggi, sudah mentok tidak ada lagi. Mungkin kalau di Olimpiade ada cabang balap downhill, mungkin saya masih semangat balap," kata Tiara yang menyampaikan kabar dirinya akan menikah pada 3 Juli 2022 di Masjid Agung Semarang, Jawa Tengah.

Baca juga: Tim balap sepeda waspadai perubahan cuaca di Filipina
Baca juga: Bonus Rp2,5 Miliar siap mengalir ke kantong Tiara-Khoiful Mukhib



Selanjutnya: Jari patah

Jari patah

Untuk mencapai prestasi tersebut, diakui Tiara tidak mudah. Apalagi downhill termasuk dalam kategori cabang olahraga yang berbahaya, ditambah track (lintasan) yang dilaluinya penuh tantangan dan berlomba kecepatan.

Para atlet dituntut untuk cepat beradaptasi dan sigap membaca track yang akan dilalui. Mereka hanya diberi waktu dua jam dalam 1 hari untuk menjajal track dan keesokan harinya langsung bertanding.

Pada Sea Games di Filipina tahun 2019, saat latihan H-2 sebelum kejuaraan, Tiara pernah terjatuh saat latihan menjajal track dan mengakibatkan jari kelingking tangan kirinya patah.

Keinginan yang kuat untuk membawa nama harum Indonesia, menjadikan Tiara tetap maju dalam kejuaraan dengan jari kelingking diikat dan meminum obat pereda nyeri. Meskipun dalam kondisi cedera, Tiara berhasil meraih perak dengan posisi juara kedua SEA Games ke-30 Filipina.

Tidak hanya jari kelingking tangan kirinya, pada latihan yang beda, Tiara juga mengalami cedera pada jari telunjuk tangan kanannya patah dan hal itu tidak menyurutkannya untuk fokus meraih prestasi.

Baca juga: Patah jari kelingking tak surutkan semangat Tiara rebut medali

Selanjutnya: Dukungan berbagai pihak
 

Dukungan 

Tiara mengaku, mimpinya menjadi juara juga tidak terlepas dari dukungan banyak pihak, termasuk WIU Cyling Gravity Racing, tempat ia dan para atlet sepeda bernaung.

"Kami menghargai proses perjuangan atlet kita yang telah bekerja keras untuk meraih podium dan WIU Cyling Gravity Racing menjadi tempat berkumpulnya pembalap DH terbaik Indonesia dengan sederet prestasi nasional dan internasional," kata Yongki Kristanto, selaku Marketing Head PT Wahana Inti Utama ditemui di Semarang.

Keberhasilan Tiara, bagi PT Wahana Inti Utama (WHU) selaku pemegang merek dagang sepeda Patrol & Dominate dan importir sepeda Trek di Indonesia, merupakan hasil yang luar biasa dan patut mendapatkan apresiasi.

Tiara Andini merupakan pembalap downhill (DH) wanita terbaik tidak hanya di Asia Tenggara tapi juga di level Asia dan terbukti di Asian Games 2018, berhasil menjadi yang tercepat dan meraih medali emas di kelas Women Elite DH.

Dalam sejarah balap DH Asia, pencapaian pembalap sepeda asal Semarang ini sungguh luar biasa dan belum terpecahkan oleh pembalap Asia lain hingga saat ini.

Terkait Tiara yang akan pensiun dari atlet balap sepeda, Yongki mengaku menghormati keputusan tersebut dan pihaknya tengah mempersiapkan dua calon penggantinya meskipun dibutuhkan waktu untuk sehebat Tiara.

Mimpi Tiara yang ia gantungkan berbuah manis, karena selepas pensiun dia akan fokus pada usaha kebun sawitnya. Sementara untuk penggantinya di cabang balap sepeda downhill, Tiara berharap ada atlet-atlet muda lainnya yang akan menggantikan dirinya meraih prestasi tertinggi.

Prestasi Tiara tersebut, menjadi bukti bahwa peribahasa "gantungkan prestasimu setinggi langit" menjadi nyata. 

Baca juga: Pesepeda Tiara rela tunda pernikahan demi tampil di SEA Games Vietnam
Baca juga: Tiara Andini jadi unggulan pertama Kejuaraan Asia MTB


 

Pewarta: Nur Istibsaroh
Editor: Dadan Ramdani
COPYRIGHT © ANTARA 2022