Jakarta (ANTARA News) - Ketua Parlemen Uni Emirat Arab (UEA), Muhammad Ahmad Almour, menyebut Indonesia sebagai salah satu negara kebanggaan Organisasi Kerja sama Islam (OKI) karena konsisten menjalankan demokrasi sekaligus budaya Islam yang toleran.

Menurut Ketua Badan Kerja sama Antar-Parlemen DPR RI, Hidayat Nurwahid, seusai pertemuan bilateral dengan delegasi parlemen Uni Emirat Arab di Palembang, Sabtu, Ahmad Almour menuturkan bahwa Indonesia dengan mayoritas penduduknya yang beragama Islam telah sukses menjalankan demokrasinya.

Selama ini, menurut Ahmad Almour, pihak Barat mencurigai Islam dan demokrasi tidak bisa berjalan seiring dan bahkan sering terjadi salah paham diantara keduanya.

"Di Indonesia meskipun mayoritas penduduknya Islam, tapi tetap konsisten melaksanakan demokrasinya. Karenanya Indonesia menjadi kebanggaan bagi OKI," ujar Hidayat Nurwahid mengutip Almour.

Lebih lanjut Hidayat Nurwahid yang juga Ketua Delegasi Indonesia dalam Konferensi ke-7 Parlemen Negara-negara Anggota Organisasi Kerja sama Islam/OKI (PUIC) itu mengemukakan bahwa parlemen Uni Emirat Arab berharap Indonesia bisa berperan lebih signifikan lagi untuk meluruskan pandangan negatif barat terkait Islam dan demokrasi.

Dengan demikian, ia menambahkan, berbagai kesalah-pahaman dalam memandang Islam bisa dikurangi dan Islam tidak pula identik dengan terorisme.

Ditempat yang sama, Ketua DPR RI Marzuki Alie menuturkan bahwa apa yang disampaikan delegasi parlemen negara-negara Arab itu sebenarnya bukan yang pertama kalinya. "Indonesia sudah terkenal ramah, santun dan menghormati tamunya. Ketua Parlemen UEE sangat menghargai hal itu," ujarnya.

Negara-negara Arab menginginkan agar stigma Islam yang berdampingan dengan terorisme itu bisa dihilangkan lewat hubungan baik Indonesia dengan Eropa dan Amerika. "Mereka menilai kita bisa jadi agen karena punya hubungan baik dan dihargai AS dan Eropa," katanya.

Indonesia, ujarnya lagi, bisa menunjukkan bahwa demokrasi tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Islam itu bukan teroris, tetapi selama ini kekerasan hanya dilakukan oleh kelompok kecil ekstrem yang tidak mewakili Islam.

Marzuki mengatakan bahwa potensi positif bangsa Indonesia itu seharusnya juga dijadikan modal untuk menarik investasi atau mempromosikan pariwisata.

"Setiap kunjungan ke Timur Tengah, saya selalu ajak mereka berinvestasi. Tapi, mereka tidak menoleh ke Indonesia. Kalau Malaysia sudah dan kita tertinggal. Makanya setiap ada kesempatan saya selalu berkampanye agar mereka bisa tertarik berinvestasi di Indonesia," ujarnya.

Kalangan dunia usaha di kawasan Timur Tengah juga sudah menyadari bahwa sudah saatnya mereka mulai beralih investasi ke arah Timur karena di masa lalu, seberapa pun besar uang mereka investasikan di Barat tidak bisa terjamin.
(T.D011/Z002)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2012