Mamuju (ANTARA News) - Jalan trans Sulawesi yang berada di wilayah Kecamatan Tappalang, sekitar 40 kilometer dari Kota Mamuju, Sulawesi Barat, nyaris putus akibat dampak abrasi pantai hingga kini belum tertangani optimal.

"Jalan Trans Sulawesi yang menghubungkan Kabupaten Mamuju dan Majene belum tertangani secara optimal karena hanya menempatkan beberapa bronjong. Kami khawair jika akses jalan ini sempat putus maka jelas akan berimplikasi terhadap ekonomi masyarakat," kata Sukiman, salah seorang warga Tappalang di Mamuju, Minggu.

Menurutnya, gelombang pasang yang terjadi akhir-akhir ini menyebabkan sisi badan jalan telah tergerus akibat gelombang pasang.

"Upaya pemerintah dengan melakukan penanganan dengan membuat bronjong tidak efektif apabila tidak dibuatkan grand desain untuk menahan tekanan abrasi pantai," ucapnya.

Untuk itu, akses jalan nasional ini diharapkan segera dibuatkan perencanaan yang matang sehingga dampak abrasi tidak membuat jalan itu terputus.

Terjadinya penyempitan jalan di daerah ini, lanjutnya, menyebakan kendaraan roda empat dari dua arah berlawan harus saling memberi kesempatan karena sudah tidak bisa dilalui dengan cara bersamaan.

Kepala Satuan Kerja (Satker) Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional, Sutopo yang dikonvirmasi melalui telpon menyampaikan, pihaknya telah melakukan langkah antisipasi dengan menempatkan 10 bronjong untuk menahan terjangan gelombang pasang.

"Untuk sementara kami lakukan dengan menempatkan bronjong sembari kami membuat grand desain pembangunan untuk dilaksanakan secara permanen," ujarnya.

Sutopo mengatakan, penanganan jalan nasional akibat abrasi pantai di daerah Tappalang akan dikerjakan PSDA Dinas Pekerjaan Umum (PU) Sulbar.

"Kemungkinan besar proses lelang proyek akan dilaksanakan pada Maret 2012 sehingga jalan nasional itu tidak lagi terganggu dengan badai gelombang pasang," katanya.

Dia mengatakan, pembangunan penahan gelombang pada bahu jalan nasional itu perlu ada desain kontruksi sehingga hasilnya lebih optimal.

(T.KR-ACO/F003)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2012