Jakarta (ANTARA) - Sejumlah warga menilai wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) bukan menjadi alasan untuk tidak berkurban saat Hari Raya Idul Adha 1443 Hijriah.

Pengurus Dewan Kemakmuran Masjid Nur Arrahman RT03/RW14 Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara, Sudirman, mengatakan, pihaknya sudah jauh-jauh hari mencari hewan ternak untuk dikurbankan pada Hari Raya Idul Adha 1443 Hijriah.

"Kenapa saya beli sapi dari jauh-jauh hari. Karena sudah ada yang memesan untuk dikurbankan di masjid kami," kata Sudirman saat ditemui di tempat penjualan sapi di Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Senin.

Ketua RW14 Kalibaru itu mengatakan warga sempat khawatir tidak dapat kebagian sapi untuk dikurbankan pada Hari Raya Idul Adha.

"Mudah-mudahan tidak terjadi yang dikhawatirkan itu," kata Sudirman.

Baca juga: Wagub DKI beli sapi kurban dari peternak di Jakarta Selatan

Sementara itu, menurut penjual sapi, Adin (49), virus PMK itu di Indonesia sudah 'tertidur' dalam waktu yang cukup lama.

"PMK pada 1986 sudah ada, tapi itu sudah tertolong sejak munculnya vaksin, kan? Dulu di kampung, kasus PMK tidak meledak (booming). Sekarang berentetan tiga hari setelah Idul Fitri (6 Mei) langsung muncul kasus ini," kata Adin.

Hal yang cukup melegakan, lanjut dia, adalah sejak lama PMK bukan dikategorikan penyakit yang dapat menyebar ke manusia. PMK hanya menular ke hewan ruminansia berkuku genap, seperti kambing, babi, sapi, dan domba.

"Saya mengimbau kepada masyarakat untuk jangan khawatir terhadap hewan kurban, semua terpenuhi untuk sapi ini. Kalau tanggal 24 jadi 'lockdown', kemungkinan dampaknya hewan dari luar tidak bisa masuk dari darat. Kalau kami di sini sudah jauh-jauh hari stok sapi pakai kapal, bukan darat," kata Adin.

Lebaran haji tahun ini diperkirakan akan ramai dengan pemotongan hewan ternak di Jakarta karena pada Minggu (10/7) masih H+1 Idul Adha.

Baca juga: Anies jalankan tradisi keluarga dengan potong kurban sendiri

Adin bersama penjual sapi lain memiliki stok 300 ekor sapi di Pusat Grosir Pasar Sapi Cibitung. Stok tersebut lebih banyak tiga kali lipat dari tahun 2021.

Sapi-sapi tersebut adalah sapi lokal yang didatangkan dari daerah Bima, Bali dan Kupang. Adapun harganya bervariasi antara Rp15 juta sampai Rp35 juta.

"Stok sapi 300 ekor yang ada sudah kami sebar. Di sini 100 ekor, yang masih di kandang Cibitung 100 ekor, yang kami sebar di Jakarta Barat 100 ekor," kata Adin.

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Edy Sujatmiko
COPYRIGHT © ANTARA 2022