Chiang Mai (ANTARA News) - Upaya meningkatkan kompetensi dan
distribusi sumber daya manusia (SDM) kesehatan yang merupakan faktor
penentu kualitas layanan kesehatan dan menjadi ujung tombak sistem
kesehatan merupakan tantangan besar di sejumlah negara Asia Tenggara.
Pernyataan tersebut dikemukakan Direktur Regional Badan Kesehatan
Internasional (WHO) Asian Tenggara, P.T. Jayawickramarajah, dalam lokakarya regional WHO untuk menyambut Hari Kesehatan Dunia, di Chiang Mai, Kamis, demikian laporan ANTARA.
Oleh karena peran penting dari SDM kesehatan itulah maka WHO memutuskan untuk mengangkat tema tersebut pada Hari Kesehatan Dunia 2006 pada 7 April.
"Tindakan preventif, pendukung dan penyembuhan dalam sistem kesehatan akan sangat ditentukan oleh SDM kesehatan," ujarnya.
Menurut dia, petugas kesehatan harus didistribusikan ke seluruh daerah, sehingga semua orang dapat memperoleh akses kesehatan yang memadai.
"Kemampuannya juga harus disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat
setempat," ujarnya.
Problem dari layanan SDM, kata dia, sangat kompleks dan terkait dengan faktor politik, ekonomi dan budaya.
"Solusi dari masalah itu sangat tergantung dari ketersediaan informasi SDM kesehatan, sumber dana, pendidikan dan pelatihan bagi petugas kesehatan untuk ciptakan lingkungan kerja yang kondusif," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, perencanaan dan penerapan program dan
strategi peningkatan kualitas SDM kesehatan harus memperhatikan kondisi, kebijakan dan sistem pendukung yang tersedia di negara yang dimaksud.
"Yang dimaksud dengan kondisi adalah keadaan sosio-ekonomi, model
penyakit, dan pengaruhnya pada masyarakat," ujarnya.
Lebih lanjut dia juga mengatakan kebijakan makroekonomi dan
reformasi sistem kesehatan yang dilakukan oleh sejumlah negara juga dapat mempengaruhi upaya peningkatan SDM kesehatan.
Perubahan yang terjadi, kata dia, dapat bersifat mendukung upaya
peningkatan SDM kesehatan atau justru memperlambat program yang telah ada untuk melakukan penyesuaian. (*)
COPYRIGHT © ANTARA 2006