Jakarta (ANTARA) - Dalam hitungan hari, segenap bangsa Indonesia akan kembali memperingati Hari Keluarga Nasional (Harganas) yang jatuh setiap tanggal 29 Juni. Momen ini seharusnya menjadi spesial, karena ini merupakan hari untuk kembali mengingat betapa pentingnya peran keluarga.

Jika suatu negara dianalogikan sebagai pohon besar, maka keluarga-keluarga di Indonesia merupakan daun-daun rindang, yang dapat melindungi dari panas maupun hujan yang tiba-tiba datang. Daun-daun hijau akan menampilkan keindahan, kesuburan, pun sebagai "wajah" yang memberikan kesan pertama bagi mereka yang memandang.

Betapa pentingnya sebuah keluarga, karena keluarga yang kuat akan mewujudkan negara yang juga kuat. Keluarga merupakan elemen terkecil dalam tatanan kehidupan bermasyarakat, namun sekaligus juga sebagai fondasi, yang menentukan kokoh atau tidaknya suatu bangsa.

Atas dasar itulah, momentum Harganas ini menjadi penting, untuk mengingatkan kembali pentingnya penerapan delapan fungsi keluarga, guna menciptakan keluarga yang harmonis dan berketahanan, juga sebagai lingkungan pertama bagi tempat tumbuh dan berkembangnya seorang anak yang nantinya akan menjadi generasi penerus bangsa.

Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2014 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Keluarga Berencana dan Sistem Informasi Keluarga Pasal 7 ayat (1) disebutkan bahwa kebijakan nasional pembangunan keluarga dimaksudkan untuk memberdayakan keluarga agar dapat melaksanakan fungsi keluarga secara optimal.

Sementara pada ayat (2) disebutkan bahwa fungsi keluarga yang dimaksud adalah fungsi keagamaan, fungsi sosial budaya, fungsi cinta kasih, fungsi perlindungan, fungsi reproduksi, fungsi sosialisasi dan pendidikan, fungsi ekonomi dan fungsi pembinaan lingkungan.

Terkait hal tersebut, Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan dan Pemuda Kementerian Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Femmy Eka Kartika Putri mengingatkan bahwa penerapan delapan fungsi keluarga akan dapat mendukung tumbuh kembang anak.

Pernyataan tersebut sangat tepat karena bagaimanapun keluarga merupakan wahana pertama dan utama tempat seorang anak bertumbuh dan berkembang, mulai dari dalam kandungan, saat dilahirkan hingga tumbuh menjadi remaja dan dewasa. Tentu tiap-tiap orang tua perlu membangun suatu ekosistem dalam keluarga yang dapat mendukung tumbuh kembang buah hati mereka.

Mulai dari keteladanan, ketangguhan, sopan santun serta karakter dalam diri anak semuanya dimulai dari keluarga. Keluarga yang harmonis, penuh cinta kasih dan penuh dengan nilai-nilai baik akan membentuk generasi baik pula, generasi emas yang akan menjadi calon-calon pemimpin bangsa ini di masa depan.

Untuk mencapai itu, perlu edukasi dan contoh positif serta keteladanan dari orang tua yang nantinya akan melekat di ingatan anak-anak sebagai bekal untuk mereka melangkah menghadapi dunia.

Lalu apa sajakah makna dari delapan fungsi keluarga? Pertama, fungsi keagamaan, di mana orang tua menjadi panutan dalam beribadah dan berperilaku sesuai dengan norma-norma agama. Sementara fungsi sosial budaya merupakan fungsi yang mendorong orang tua memberikan contoh dalam bersikap dan bertindak.

Fungsi cinta kasih merupakan fungsi yang mengingatkan perlunya orang tua memberikan kasih sayang kepada anggota keluarga, sementara fungsi perlindungan merupakan fungsi di mana orang tua perlu memberikan rasa aman dan nyaman. Fungsi reproduksi merupakan fungsi yang mengatur mengenai kesehatan reproduksi serta pengaturan jumlah anak dan jarak kelahiran.

Sementara fungsi sosial dan pendidikan berfungsi untuk memastikan anak-anak mengenyam pendidikan dan juga bersosialisasi sebagai bagian dari proses tumbuh kembang. Sementara fungsi ekonomi adalah tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan fungsi pembinaan lingkungan adalah fungsi untuk mengantarkan anggota keluarga berinteraksi dan beradaptasi dengan lingkungan sekitar.


Jangan sia-siakan

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengatakan momentum Harganas Tahun 2022 ini jangan disia-siakan dan perlu dimanfaatkan dengan baik mengingat Indonesia akan mencapai bonus demografi yang perlu dimanfaatkan dengan baik.

Bonus demografi akan dapat tercapai jika sumber daya manusianya berkualitas. Untuk itulah peran keluarga sangat diperlukan mengingat keluarga merupakan wahana pertama dan utama untuk menciptakan SDM berkualitas. Mulai dari pemenuhan gizi seimbang guna menciptakan generasi yang sehat dan kuat hingga wahana pembentukan karakter melalui penerapan fungsi-fungsi keluarga.

Pemerintah pada saat ini terus menggencarkan sosialisasi dan edukasi guna meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat mengenai pentingnya membangun keluarga berkualitas untuk menciptakan SDM yang juga berkualitas.

Kendati pada saat ini keluarga-keluarga memiliki tantangan tersendiri seiring perkembangan teknologi digital hingga pandemi COVID-19, namun intervensi orang tua untuk terus membangun keluarga tangguh dan menciptakan generasi emas yang berkualitas akan dapat memuluskan jalan agar bangsa ini dapat memetik bonus demografi dengan baik.

Atas dasar itulah maka keluarga-keluarga di Indonesia perlu diingatkan lagi tentang momentum Harganas 2022 yang perlu dimanfaatkan untuk memperkuat cita-cita bersama mewujudkan bangsa yang kuat melalui keluarga-keluarga yang juga tidak kalah kuat.

Jangan sia-siakan momentum Harganas 2022 ini, di tengah upaya pemulihan ekonomi yang sempat terdampak pandemi COVID-19, keluarga-keluarga Indonesia perlu kembali membuktikan bahwa elemen terkecil dalam tatanan masyarakat ini ibarat pasir yang akan menjadi material utama dalam pembangunan suatu negara.

Dengan demikian, kepada seluruh keluarga di Indonesia, mari memperingati Harganas bersama. Karena Harganas merupakan peringatan untuk mengingat kembali betapa keluarga merupakan harta yang paling berharga.

Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Masuki M. Astro
COPYRIGHT © ANTARA 2022