Yogyakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Kamis malam menerima sejumlah siswa SMAN 3 Yogyakarta yang akan mengikuti program pertukaran pelajar ke Australia. Sebanyak 11 pelajar disertai kepala sekolah dan guru mereka itu diterima di Ruang Sudirman Istana Gedung Agung, Yogyakarta. Presiden dalam kesempatan tersebut didampinggi oleh Menko Kesra Aburizal Bakri, Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi, serta dua juru bicaranya, Dino Patti Djalal dan Andi Mallarangeng. Kepala Sekolah SMU 3, Bambang Surpriyono, yang ditemui usai pertemuan mengatakan bahwa Presiden banyak memberikan motivasi para peserta yang akan mengunjungi dan melakukan kegiatan di Warrnambool College, Victoria, Australia, selama tiga minggu. "Beliau berpesan, agar selalu bangga terhadap bangsa dan negara, dan agar delegasi bisa menjelaskan budaya-budaya yang ada di negeri ini," katanya. Kesebelas siswa dan satu guru pendamping mereka akan berangkat pada 25 Maret 2006. Ketika ditanyai tentang pendanaan, Bambang mengatakan hal itu ditanggung orangtua masing-masing peserta. "Kita hanya jadi fasilitator," ujarnya. "Tahun ini SMA 3 ditunjuk sebagai rintisan sekolah nasional bertaraf internasional, bertujuan agar pelajar punya wawasan global, kamampuan Bahasa Inggris, teknologi komunikasi dan informasi, namun tetap memiliki kepribadian nasional," katanya. Setiap siswa yang berangkat dikenai biaya sekira Rp14 juta, yaitu untuk transportasi Yogyakarta-Melbourne (pergi-pulang/pp) dan biaya paket tour ke luar kota Warrnambool. Adapun biaya akomodasi dalam bentuk tinggal bersama penduduk setempat dan transportasi lokal ditanggung oleh Warrnambool College. Selain mengikuti pelajaran di kelas pada sekolah itu, para siswa akan mendemonstrasikan dan mengajarkan kebudayaan Indonesia, seperti tari, pencak silat, wayang dan masakan Indonesia. Mereka juga akan mengunjungi beberapa universitas dan mengunjungi tempat-tempat rekreasi. Program pertukaran pelajar tahun ini ke Australia merupakan yang ketiga kalinya diselenggarakan SMAN 3 Yogyakarta sejak tahun 1994. Sekolah tersebut juga merencanakan melakukan program serupa ke sejumlah sekolah di Singapura dan Jepang. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2006