"Agar lebih produktif dan berdaya saing mari bersama mencegah penyalahgunaan narkoba," kata Menkes pada acara webinar "Saatnya Pemuda Bersuara" yang diakses secara daring di Jakarta, Sabtu.
Menkes menjelaskan bahwa pemuda merupakan generasi penerus harapan bangsa yang berperan penting dalam program pembangunan negara.
"Pada Tahun 2030 Indonesia akan mencapai bonus demografi, dengan adanya dominasi masyarakat usia produktif, khususnya di dalamnya juga termasuk pemuda, maka akan memegang peranan penting dalam mendukung program pembangunan nasional," katanya.
Budi menambahkan, pemerintah terus melakukan sejumlah upaya guna meningkatkan kesadaran dan pemahaman para pemuda untuk berperan aktif mewujudkan terciptanya generasi unggul dan berkualitas.
"Pada saat ini terdapat beberapa masalah terkait perilaku berisiko yang ada di tengah para pemuda, misalkan masalah kekerasan, perundungan, penyalahgunaan narkoba hingga penyebaran penyakit menular seksual," katanya.
Berdasarkan data dari Badan Narkotika Nasional (BNN), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan angka prevalensi gangguan penyalahgunaan narkoba, psikotropika dan zat adiktif lainnya meningkat dari 1,8 persen pada 2019 menjadi 1,95 persen pada 2021.
Sementara menurut data prevalensi terbanyak ada dalam kelompok usia 15-24 tahun.
"Terkait dengan webinar dengan tema kesehatan dan kesejahteraan pemuda melalui pencegahan penyalahgunaan narkoba dan pencegahan perilaku berisiko lainnya maka diharapkan akan ada kolaborasi yang baik antara pemerintah, NGO dan masyarakat," katanya.
Menkes juga mengajak semua pihak untuk membangun generasi muda yang sadar kesehatan melalui gerakan masyarakat hidup sehat (Germas).
"Agar lebih produktif dan berdaya saing mari bersama mencegah penyalahgunaan narkoba dan berperilaku dengan positif guna mewujudkan generasi emas menuju Indonesia maju," katanya.
Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Masuki M. Astro
COPYRIGHT © ANTARA 2022
