Jakarta (ANTARA) - Arab Saudi ingin melanjutkan pembicaraan diplomatik dengan Teheran, juru bicara kementerian luar negeri Iran Saeed Khatibzadeh mengatakan pada konferensi pers, Senin.

Ia mengungkapkan perkembangan itu sehari setelah perdana menteri Irak mendorong untuk menghidupkan kembali pembicaraan di Teheran, ibu kota Iran, antara kedua negara yang bersaing itu.

Iran dan Arab Saudi, kekuatan terkemuka Muslim Syiah dan Sunni di Timur Tengah, memutuskan hubungan pada 2016.

Kedua pihak mendukung sekutu-sekutu yang memerangi perang proksi di seluruh wilayah, dari Yaman hingga Suriah dan di tempat lain, demikian dilaporkan Reuters. 

Sejak tahun lalu, Teheran dan Riyadh telah mengadakan lima putaran pembicaraan.

Iran dan Arab Saudi telah melanjutkan pembicaraan rekonsiliasi putaran kelima di Baghdad, Irak.

Salah satu topik yang turut dibahas adalah perihal pemberian izin bagi 40 ribu Muslim Iran yang hendak menunaikan ibadah haji.

Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi tiba di Iran pada Ahad (26/6/2022) sehari setelah ia melakukan perjalanan ke Arab Saudi.

Kunjungan itu bertujuan menghidupkan kembali pembicaraan antara negara-negara yang bersaing di kawasan untuk meredakan permusuhan bertahun-tahun, demikian dilaporkan TV Pemerintah Iran.


Baca juga: PM Irak tiba di Iran setelah kunjungan ke Arab Saudi

Baca juga: Doha berpeluang jadi tuan rumah pembicaraan nuklir Iran putaran baru


 

Semarak peringatan Revolusi Islam di Teheran

Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Tia Mutiasari
COPYRIGHT © ANTARA 2022