Jakarta (ANTARA) - Sektor keuangan berperan penting dalam memfasilitasi dan mempercepat transisi menuju ekonomi hijau melalui pembangunan rendah karbon, utamanya perbankan yang memiliki porsi terbesar dalam sektor tersebut.

Hal ini disebabkan oleh peran pasar keuangan dalam menyediakan modal untuk aktivitas ekonomi, yang dapat berdampak positif maupun negatif terhadap lingkungan.

Dalam Buku Menuju Zaman Renewable Energy, Komisaris PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Cyrillus Harinowo mengungkapkan dunia menghadapi babak baru dalam perang menghadapi pemanasan global yang berdampak pada perubahan iklim dan cuaca ekstrem.

Oleh karenanya, pembangunan berkelanjutan merupakan tugas seluruh korporasi dan organisasi, tidak terkecuali bagi industri perbankan.

BCA menjadi salah satu perbankan yang kian mengedepankan transisi ekonomi hijau dalam bisnisnya, sehingga memiliki divisi Environmental, Social, and Governance (ESG) atau Lingkungan, Sosial, dan Tata kelola (LST).

Langkah tersebut tentunya juga sebagai upaya nyata dalam menyukseskan agenda Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), baik secara nasional maupun global, yang dilakukan selaras dengan arahan dan dukungan dari pemerintah.

“BCA sebagai bagian dari perbankan nasional telah selayaknya mendukung pembangunan berkelanjutan berbasis ekonomi hijau. Pembangunan ini sudah merupakan panggilan bersama yang penting bagi keberlangsungan bumi, untuk masa depan lebih baik generasi mendatang," tutur Cyrillus.

Saat ini, BCA memiliki fokus pada sembilan agenda SDG’s yakni kesehatan, pendidikan, kesetaraan gender, energi bersih, pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja layak, inovasi dan digitalisasi, pengurangan kesenjangan, perubahan iklim, serta kelembagaan yang tangguh.

Dari kesembilan fokus tersebut, perseroan menyederhanakan menjadi tiga pilar yaitu perbankan berkelanjutan, budaya berkelanjutan, dan berkarya memberikan nilai.

BCA turut memiliki Gerakan #BCAForSustainability yang senantiasa diwujudkan secara nyata dalam upaya membangun dan mewujudkan pembangunan berkelanjutan konsisten.

Selain itu, BCA memperkuat komitmen dalam pembangunan berkelanjutan melalui penyaluran kredit untuk sektor-sektor berkelanjutan yang mencapai Rp161,6 triliun pada Maret 2022 atau naik 25,6 persen jika dibanding periode yang sama tahun alu dan berkontribusi hingga 24,9 persen dari total portofolio pembiayaan BCA.

Tak hanya itu, BCA juga melakukan pemadaman lampu selama 1 jam pada 544 gedung kantor BCA untuk mendukung program Earth Hour beberapa waktu lalu.

Sementara itu, kontribusi BCA terhadap penurunan emisi karbon dilakukan dalam kerja sama yang terintegrasi antar lini bisnis di internal perseroan. Tahun lalu, perseroan menyumbang penghematan 880 ton karbondioksida melalui produk dan solusi yang ramah lingkungan.

Hal ini dicapai melalui inovasi digital yang memungkinkan pembukaan rekening secara daring, transaksi tanpa kartu, pemanfaatan e-sign, dan produk digital lainnya yang berdampak pada penurunan drastis penggunaan kertas dan penghematan bahan bakar minyak (BBM) di sektor transportasi.

Inisiatif konservasi lingkungan juga dilakukan melalui penanaman 14.700 mangrove yang hingga saat ini bertahan hidup, rehabilitasi lahan kritis sekitar 10 hektar, dan penanaman 4.000 pohon.

BCA juga mengelola kembali 4,4 ton sampah produk dan barang digital, seperti dari mesin Electronic Data Capture (EDC) menjadi paving block dalam rangka mengurangi secara drastis sampah digital tersebut berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Baca juga: Investasi hijau untuk pemuda ciptakan masa depan planet berkelanjutan

Green building

Salah satu bank swasta terbesar di Indonesia tersebut pun membangun bangunan hijau (green building) pertama yang didukung oleh teknologi ramah lingkungan, termasuk panel surya dan sistem pendingin.

Diresmikan sebagai kantor pusat bank pada Oktober 2020, gedung dengan nama Wisma BCA Foresta itu berlokasi di Jalan BSD Raya Utama Kav. Commercial Foresta Business Lot L1, Tangerang, Banten.

Wisma BCA Foresta memiliki luas bangunan sebesar 16.922 m2 (luas area ditempati) dengan penggunaan kaca ganda (E rendah) untuk mengurangi panas dari paparan sinar matahari, yang berdiri di atas lahan seluas 45.250 m2 (GLA).

Gedung tersebut juga dilengkapi dengan Building Automation System (BAS) untuk memantau dan mengontrol peralatan di dalam gedung, serta air minum reverse osmosis yang telah teruji secara menyeluruh untuk mengurangi jejak karbon, meminimalkan galon air, dan mengurangi kerumitan memindahkan galon air melalui lift.

Terdapat pula tangki air daur ulang dan air hujan untuk menyiram toilet dan menyiram taman dalam gedung yang memiliki 15 lantai itu.

Terbaru, Wisma BCA menghadirkan fasilitas Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) bekerja sama dengan EV Cuzz, perusahaan yang bergerak di bidang pengisian daya kendaraan listrik.

Fasilitas SPKLU dapat dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat yang berada di sekitar Wisma BCA Foresta karena beroperasi selama 24 jam dalam tujuh hari. Terdapat dua jenis mesin pengisian dengan kapasitas 7 kilowatt (kW) yang dapat melakukan pengisian selama enam jam dan 22 kW dengan pengisian selama dua jam.

Untuk melakukan pengisian daya, pengendara dapat melakukan dengan mandiri dan memastikan telah terhubung dengan aplikasi EV Cuzz yang dapat diunduh di ponsel pintar konsumen.

Direktur BCA Frengky Chandra Kusuma mengatakan saat ini mobil listrik telah menjadi salah satu teknologi yang dilirik masyarakat Indonesia, sehingga kehadiran SPKLU di Wisma BCA Foresta menghadirkan nilai tambah bagi masyarakat yang membutuhkan pengisian daya mobil listrik.

Riset yang dilakukan oleh Kementerian Perindustrian dengan menggandeng Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, perguruan tinggi serta industri otomotif menemukan bahwa mobil listrik dinilai mampu menghemat energi hingga 80 persen dibandingkan mobil konvensional.

Kementerian Perhubungan pun mencatat hingga 16 Maret 2022, terdapat 16.060 unit kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) di Tanah Air. Atas dasar tersebut, BCA pun memahami pentingnya mengembangkan fasilitas yang mendukung pembangunan kelestarian lingkungan seperti SPKLU.

“Kolaborasi yang dilakukan oleh BCA dan EV Cuzz juga sejalan dengan agenda prioritas pemerintah dalam Presidensi G20 terkait transisi energi berkelanjutan khususnya percepatan pengembangan ekosistem kendaraan listrik," ujar Frengky.

Adapun penerapan Green Building Wisma BCA Foresta sejauh ini berhasil memberikan manfaat secara ekologis, antara lain seperti mengurangi emisi karbon dengan konsep ruang terbuka, meningkatkan pencahayaan yang masuk, kualitas udara, dan memberikan manfaat ekonomis karena dapat menurunkan biaya operasional dan biaya pemeliharaan.

Dengan seluruh manfaat yang diberikan tersebut, Wisma BCA Foresta meraih sertifikasi Greenship Platinum dari Green Building Council Indonesia (GBCI) pada tahun 2021.

“BCA bersinergi dengan berbagai instansi maupun organisasi dalam mewujudkan gedung ramah lingkungan ini. Kami merancang gedung ini sebagai percontohan untuk gedung-gedung lainnya di seluruh penjuru Tanah Air,” kata SVP Logistic and Building BCA Victor Teguh Sutedja.

Baca juga: IGSCA: Kian banyak perusahaan di RI jalankan bisnis berkelanjutan

Baca juga: PwC: Aspek ESG perlu dipersiapkan dalam perjalanan menuju IPO

 

Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Satyagraha
COPYRIGHT © ANTARA 2022