Kendari (ANTARA News) - Kapolri Jenderal Polisi Drs. Sutanto mengatakan, motif dan pelaku peledakan di Pura Agung Jagadhata Stana Narayana, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng) masih dalam penyelidikan pihak Kepolisian. "Sejumlah saksi dan barang bukti yang ditemukan sudah diamankan untuk kepentingan penyidikan. Motif peledakan bom rakitan berdaya ledak rendah masih dalam penyelidikan," kata Kapolri Sutanto usai peresmian Mapolda Sultra di Kendari, Sabtu. Pihak Kepolisian belum berhasil mengungkap kasus teror yang terjadi di Poso, Sulteng karena kesulitan memperoleh data dari masyarakat yang masih trauma dengan kasus-kasus masa lalu. Namun demikian, pihak Kepolisian tetap bertekad mengejar pelaku sebagai wujud pertanggungjawaban Polri dalam memberikan pelayanan, pengayoman dan penegakan hukum. "Saya imbau masyarakat Poso tidak terpancing dengan teror bom di rumah ibadah umat Hindu. Pihak Kepolisian akan bekerja keras mengungkap pelaku," ujar Kapolri. Kapolda Sulteng, Brigjen Pol Drs Oegroseno mengungkapkan, pihak Kepolisian sudah memintai keterangan tiga orang saksi mata berkaitan dengan peledakan bom rakitan di rumah ibadah umat Hindu di Desa Toini, Kecamatan Poso Pesisir. Hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) menyebutkan bahwa pelaku bom berdaya ledak rendah tidak ada hubungan dengan pelaku teror sebelumnya. "Permasalahan Kamtibmas yang merundung Poso saat ini cukup kompleks. Ada aksi teror bom dan ada pula aksi kekerasan yang meresahkan masyarakat," kata Oegroseno. Beberapa alat bukti ditemukan di TKP yang duga kuat sebagai rangkaian bom terdiri dari detonator, kabel, pasir dan pemicu menggunakan baterai. Jumat (10/3) sekitar pukul 07.45 Wita sebuah bom berdaya ledak rendah menimpa rumah ibadah Umat Hindu, Pura Agung Jagad di Desa Toini --eks transmigrasi asal Pulau Dewata Bali sekitar 30 Km Barat Poso dan 175 Km Timur Poso. Dalam peristiwa tersebut, seorang warga, I Nengah Sugiarte (40) menjalani perawatan intensif akibat luka cukup serius pada kedua kaki dan pelipis karena terkena serpihan bom. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2006