Jakarta (ANTARA) - Perdana Menteri (PM) Israel Naftali Bennett  mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa dia akan "segera" mengundurkan diri sebagai perdana menteri dan tidak mencalonkan diri pada pemilihan berikutnya.

PM Bennet akan diganti dengan Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid sebagai perdana menteri alternatif setelah parlemen Israel memberikan suara pada Kamis (30/6) untuk menyetujui rancangan undang-undang (RUU) pengunduran diri itu.

"Saya akan terus membantunya (Lapid) sebagai perdana menteri alternatif," kata Bennett, yang juga menyebutkan bahwa dia akan "memindahkan kekuasaan secara profesional dan tertib."

Sementara Ayelet Shaked, menteri dalam negeri Israel sekaligus anggota partai pro-pemukim pimpinan Bennett -- Yamina, akan menggantikan Bennett sebagai pemimpin baru partai.

Pemimpin Israel yang akan mundur itu mengatakan bahwa tahun lalu menjadi masa-masa "sulit" baginya dan keluarganya. Masa jabatan Bennet sebagai perdana menteri Israel diwarnai dengan berbagai serangan pribadi terhadapnya dan upaya terus-menerus untuk menggulingkan pemerintahannya oleh oposisi yang dipimpin oleh mantan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu

Bennett memimpin koalisi yang terdiri dari delapan partai yang beragam secara ideologis. Kedelapan partai itu kemudian bersatu dalam koalisi dengan tujuan untuk menggulingkan Netanyahu yang kini menghadapi pengadilan pidana atas tuduhan korupsi.

Sejumlah outlet berita Israel melaporkan bahwa Bennett sedang mempertimbangkan untuk mencalonkan diri dalam pemilihan umum yang akan datang setelah dia mendapat tekanan dari banyak pendukungnya untuk tetap ikut pemilihan. 


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
COPYRIGHT © ANTARA 2022